Selama menjalani program tersebut, Audrey Yu mengaku sama sekali tidak pernah mengalami kesulitan. Menurutnya, belajar merupakan sumber kesenangan untuknya.
"Terlebih lagi, saya tidak pernah kesulitan dalam studi saya. Dalam kehidupan tanpa hubungan manusia yang tulus (bukan karena kurangnya upaya saya; rekan senegara saya tidak bisa memahami ide-ide saya), belajar adalah satu-satunya kesenangan saya," tulisnya.
Ingin Masuk TNI dan Penolakan Berbagai Pihak
Setelah lulus, Audrey Yu memutuskan untuk mendaftar menjadi anggota TNI. Keputusan Audrey Yu dianggap aneh lantaran belum pernah dilakukan oleh gadis Tionghoa sebelumnya.
Audrey Yu mendapatkan penolakan hinga ancaman dari berbagai pihak, bahkan keluarganya sendiri. Ia juga mendapatkan pelecehan ras yang tiada henti hingga membuatnya merasa depresi.
"Ketika saya mengalami depresi, tidak ada yang peduli untuk memahami faktor-faktor rumit yang menyebabkan saya depresi," lanjutnya.
Tulis 8 Buku yang Diarsipkan di Banyak Lembaga Dunia
Depresi yang dialami oleh Audrey Yu mendorongnya untuk menumpahkan keluh kesahnya dalam tulisan. Hingga kini, Audrey Yu sudah menulis dan menerbitkan 8 buku, tiga buku diantaranya sudah diarsipkan di beberapa lembaga dunia.
Lembaga dunia tersebut termasuk Perpustakaan Universitas Harvard, Perpustakaan Kongres Nasional, Perpustakaan Nasional Australia, Universitas Leiden, Universitas Melbourne, Universitas Yale, Universitas Cornell, UC-Berkeley dan masih banyak lainnya.
Baca Juga: Terkunci Satu Jam di Toilet Masjid, Pria Ini Minta Tolong di Grup Facebook
Meski demikian, Audrey Yu masih dicap sebagai 'gadis yang didorong ke kegilaan oleh orang tuanya yang memaksa' oleh teman sebangsanya. Ia juga mendapatkan pelecehan oleh berbagai pemimpin agama.
"Saya bahkan dilecehkan oleh berbagai pemimpin agama (dalam pencarian saya akan makna, secara alami saya beralih ke agama di awal kehidupan, hanya untuk dilecehkan oleh orang-orang ini)," ungkapnya.
Kini Audrey Yu bekerja di Tiongkok, untuk pertama kalinya ia merasa tidak ada yang menggertak karena patriotisme, pandangan atau karena ras Tionghoa.
Audrey mulai bekerja di Shanghai New Channel School. Di sekolah tersebut, Audrey Yu mengajar bahasa Inggris dan membantu mempersiapkan para siswa menghadapi ujian SAT.
Selain itu, Audrey Yu juga bekerja paruh waktu di beberapa lembaga pendidikan, yakni Shanghai Jiaotong University, DS Education dan U-Elite Shanghai. Sebelumnya, ia juga sempat magang sebagai penerjemah dan guru Bahasa Inggris di Buhlergroup Changzhou di Provinsi Jiangsu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
Terkini
-
Siapa Pria Misterius di Samping Ratu Narkoba Dewi Astutik Saat Digerebek di Kamboja?
-
Update Korban Jiwa di Aceh: 249 Orang Meninggal, 660 Ribu Warga Mengungsi
-
Tata Ruang Amburadul Biang Banjir Sumatra, KLH Siap 'Obrak-abrik' Aturan
-
Pemerintah Ungkap Arah Kebijakan 2026, Sektor MICE dan Hilirisasi Jadi Fokus Baru
-
Kang Dedi Siapkan Kereta Kilat Pajajaran, Whoosh Bakal Ditinggalkan?
-
Banjir Sumatra Bawa Kayu Gelondongan, Ketua MPR Muzani: Sepertinya Hasil Tebangan Itu
-
4.000 Siswa Sekolah Rakyat Mau Kuliah, Kemensos Gandeng Diktisaintek Minta Bimbingan
-
Terungkap, Sosok 'Penjahat' di Balik Tema Besar Reuni 212
-
Jalan Buntu Paulus Tannos: Praperadilan Ditolak, KPK Kebut Proses Ekstradisi
-
Jurus Baru Bahlil, Golkar Siap 'Perang Digital' Rebut Hati 73 Persen Pemilih Muda 2029