Suara.com - Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas (ratas) tertutup dengan sejumlah menteri yang membahas persiapan rencana kunjungan Putra Mahkota Uni Emirat Arab (UEA) Syekh Mohamed bin Zayed Al Nahyan ke Indonesia.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Putra Mahkota Uni Eminat Arab akan datang ke Indonesia pekan depan.
"Jadi, hari ini presiden dan para menteri berbicara untuk persiapan rencana kunjungan crowne prince Uni Emirat Arab Syekh Mohamed bin Zayed Al Nahyan. Rencana kunjungan akan dilakukan minggu depan dengan delegasi yang cukup banyak, menteri yang cukup banyak," ujar Retno di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (19/7/2019).
Meski begitu, Retno enggan membeberkan tanggal kedatangan Syekh Mohamed bin Zayed Al Nahyan ke Tanah Air.
"Tanggalnya sudah, tapi aku nggak mau bilang," ucap dia.
Retno menuturkan, dalam ratas tertutup, Jokowi melihat ada kerja sama yang bisa dilakukan antara Indonesia dengan Arab terutama kerja sama di bidang investasi.
"Jadi dengan presiden tadi kita melihat satu-satu kerja sama ekonomi, investasi terutama, yang dapat kita lakukan bersama dengan pihak Uni Emirat Arab. Jadi baru itu yang bisa saya sampaikan," tutur Retno.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan hubungan Jokowi dan putra mahkota UEA sudah sangat dekat layaknya saudara.
"Rupanya hubungan Presiden Jokowi dengan Syekh Mohamed bin Zayed Al Nahyan ya itu beliau telpon-telponan, manggil Presiden (Jokowi) juga brother. Jadi apa yang harus saya tolong kirim dulu lah, list yang Indonesia mau," kata Luhut.
Baca Juga: Pakai Bahasa Indonesia, PM India Beri Ucapan Selamat ke Jokowi
Karena itu, Luhut mengungkapkan, pemerintah menyiapkan daftar investiasi potensial untuk UEA. Ia pun menyebut ada 21 proyek besar senilai USD 91 Miliar.
"Tapi kami siapkan list-nya ada 21 proyek. Nah, nilainya USD 91 miliar siapa aja yang datang," tutur dia.
Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut kunjungan putra mahkota UEA dijadwalkan ke Indonesia pada pekan depan.
Arief menyebut Indonesia memiliki empat destinasi pariwisata super prioritas dengan potensi devisa total USD 4,5 Miliar. Keempat destinasi tersebut yakni Danau Toba, Mandalika, Borobudur dan Labuan Bajo.
"Contoh Danau Toba itu kita proyeksikan 1 juta wisman (wisatawan mancanegara), sekarang 300 ribu orang. Danau Toba 1 juta, Borobudur 2 juta, Mandalika 1 juta, Labuan Bajo 500 ribu (Wisman)," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf