Suara.com - Maskhun Hidayat (48), anggota Banser NU dari Musi Rawas, Sumatera Selatan, yang berjalan kaki dari kampung halamannya ke Jakarta, berharap bisa bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Saya menyampaikan harapan untuk dapat bertemu dengan Pak Jokowi," kata Maskhun, di Kantor Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, di Jakarta, Minggu (21/7/2019).
Maskhun berjalan kaki sejauh kurang lebih 600 kilometer untuk memenuhi nazarnya. Ia bernazar jalan kaki dari Musi Rawas ke Jakarta apabila Jokowi dan KH Ma'ruf Amin menang dalam Pemilihan Presiden 2019. Jarak 600 kilometer itu hampir separuh panjang Pulau Jawa.
"Nazar ini sebagai ungkapan syukur atas terpilihnya Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wapres. Saya bahagia sudah dapat mewujudkannya. Semoga presiden dan wapres terpilih dapat mengayomi, melindungi semua golongan," ujar Maskhun.
Maskhun berangkat dari kampung halamannya pada 1 Juli 2019 dan tiba di Jakarta pada 17 Juli 2019. Selama di Jakarta ia telah mewujudkan keinginannya bertemu KH Ma'ruf Amin dan Ketua Umum PB NU, KH Said Aqil Siroj.
Namun, Maskhun baru bisa bertemu Ketua Umum GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas, pemimpinnya di ormas kepemudaan NU itu, pada Minggu, ini karena ketika Maskhun tiba di Jakarta, Yaqut sedang berada di Mesir untuk mengukuhkan kepengurusan PC GP Ansor Mesir.
Yaqut menyatakan kekagumannya atas tekad kuat Maskhun menunaikan nazar tersebut. Tanpa tekad yang kuat, keikhlasan, dan niat, kata Yaqut, nazar ini tidak akan terwujud.
"Dulu ada tokoh nasional yang juga bernazar jalan kaki dari Yogyakarta ke Jakarta, tapi sampai hari ini tidak terjadi," kata Yaqut.
Menurut dia, nazar dari Maskhun ini memiliki pesan tersirat yang harus ditangkap semua komponen bangsa, yakni pertarungan politik tak seharusnya menceraiberaikan warga bangsa.
Baca Juga: Dinilai Pro HTI, Ustaz Felix Siauw Siap Diskusi Soal Agama dengan Banser NU
"Kita ini sejak dari dulu hidup dalam perbedaan itu sudah biasa. Masak hanya karena beda pilihan politik lantas pecah. Tidak boleh. Mari hidup bersama kembali dalam keberagaman, berbeda-beda tapi tetap satu untuk Indonesia," ucap Yaqut. (Antara)
Berita Terkait
-
Bertemu Jokowi di Istana, Samuel Zylgwyn Disinggung soal Menteri
-
Viral Potret SBY Pakai Layanan Ojol, Komentar Warganet Bikin Salah Fokus
-
Jokowi Divonis Bersalah karena Kabakaran Hutan, Apakah Bisa Dipidanakan?
-
Divonis Bersalah, Jokowi Diminta Bangun RS Paru-Paru Korban Kebakaran Hutan
-
Tanggapi Cacian, Kaesang: Jualan dalam Kondisi Apapun adalah Jalan Ninjaku
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
KPK Lamban Ungkap Tersangka Korupsi Gubernur Riau, Apa Alasannya?
-
Wamenkomdigi: Pemerintah Harus Hadir untuk Memastikan AI Jadi Teknologi yang Bertanggung Jawab
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka KPK! Kemendagri Siapkan Pengganti Sementara
-
Pramono Anung Rombak Birokrasi DKI: 1.842 Pejabat Baru, Janji Pelayanan Publik Lebih Baik
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka, PKB Proses Status Kader Abdul Wahid Secara Internal
-
Raperda KTR DKI Disahkan! Ini Titik-Titik yang Dilarang untuk Merokok dan Jual Rokok
-
BNN Gerebek Kampung Bahari, 18 Orang Ditangkap di Tengah Perlawanan Sengit Jaringan Narkoba
-
KPK Kejar Korupsi Whoosh! Prabowo Tanggung Utang, Penyelidikan Jalan Terus?
-
Ahli Hukum Nilai Hak Terdakwa Dilanggar dalam Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG