Suara.com - Puluhan orang pencari suaka dari berbagai negara menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Mereka yang melakukan aksi bukan pencari suaka yang sebelumnya sudah diungsikan ke gedung eks Kodim, Kalideres, Jakarta Barat.
Pendemo yang berasal dari berbagai negara lain diantaranya dari Afghanistan, Sudan, dan sejumlah negara di Timur Tengah. Pantauan Suara.com, massa aksi sudah mulai berdemo Pukul 13.40 WIB.
Mereka terus berorasi di depan gerbang kantor UNHCR untuk mendesak agar mereka segera berikan suaka ke negara lain. Menurut salah satu peserta aksi, Sodiqh (27) mereka tidak menuntut makanan atau tempat tinggal.
Sodiqh yang sudah di Jakarta selama enam tahun ini merasa sudah berkecukupan secara ekonomi. Ia bahkan tinggal di sebuah apartamen di Kalibata City.
"Saya mau di settlement dengan negara lain ya, karena sudah enam tahun di sini," ujar Sodiqh di lokasi, Senin (29/7/2019).
Menurutnya, ia dan sejumlah orang lain sudah terlalu lama menunggu suaka dari UNHCR.
Sodiqh tidak bisa bekerja atau menikah di Indonesia karena bukan warga negara Indonesia. Karena itu ia merasa tidak punya masa depan jika tidak kunjung memperoleh suaka.
"Enggak ada masa depan saya di sini. Saya di sini enggak bisa kerja, enggak bisa apa-apa," pungkasnya.
Untuk diketahui, Sodiqh dan pendemo lain melakukan orasi menuntut keadilan agar UNHCR mau menemui mereka.
Baca Juga: Sebelum Demo di Komnas HAM, Massa FPI Salat Jumat di Masjid Sunda Kelapa
Berbagai tulisan di selembar kertas seperti is 7 years short time for single refugees? dan We gather here for ask resettlement di bawa mereka.
Para petugas keamanan UNHCR dan kepolisian juga ikut mengamankan aksi demo. Petugas UNHCR juga sudah menemui massa aksi. Perwakilan aksi juga dipersilahkan untuk masuk ke kantor UNHCR.
Berita Terkait
-
Polemik Pencari Suaka di Jakarta, Dirjen Imigrasi: Kami Hanya Pengawasan
-
Pencari Suaka di Jakarta Dikirim ke Pulau Reklamasi, DPRD: Berlebihan
-
Pengamat: Tempatkan Pencari Suaka Jakarta Terisolasi dan Pantau Ketat
-
Pencari Suaka Ditempatkan di Pulau Reklamasi, Usulan Pengamat
-
DPRD DKI Sebut Pencari Suaka Kebon Sirih Bukan Urusan Pemprov Jakarta
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
Otak di Balik 17+8 Tuntutan Rakyat: Siapa Sebenarnya Afutami yang Viral di Medsos?
-
Menpan-RB Kode CPNS 2025 Kembali Dibuka, Ini Cara Daftar dan Syaratnya
-
Dulu Raja Rokok Hingga Saham, Kini Gudang Garam Berada di Tepi Jurang
-
Burden Sharing Kemenkeu-BI Demi Biayai Program Prabowo
-
Skandal Domino Menteri Kehutanan: Beneran Nggak Kenal atau Tanda Hilangnya Integritas?
Terkini
-
KPAI Sebut Kasus Tewasnya Ibu dan 2 Anak di Bandung Berkategori Filisida Maternal, Apa Itu?
-
Pembelaan Kompak Raja Juli dan Karding Usai Viral Foto Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan
-
Demo 8 September 2025: Tiga Aksi Unjuk Rasa di Jakarta, dari Isu Papua hingga Munir
-
Pramono Anung Ungkap Perbaikan Lift dan JPO Halte Polda dan Senen yang Terbakar Capai Rp20 Miliar
-
Daftar 15 Calon Hakim Agung yang Diajukan Komisi Yudisial ke DPR RI
-
KPAI Ungkap 'Filisida Maternal' di Balik Tragedi Ibu Racuni 2 Anak, Desak Polisi Usut Wasiat Pilu
-
Penggugat Gibran dan KPU Jelaskan Alasan di Balik Permintaan Uang Rp125 Triliun
-
Geger Mayat Pria Hanyut di Kalimalang Jaktim, Polisi Ungkap Fakta Ini
-
Halte Transjakarta Senen Sentral Ganti Nama Jadi Jaga Jakarta, Pramono Pesan Jangan Dibakar Lagi
-
Potret Pilu Guru Honorer: Belasan Tahun Mengabdi, Gaji Hanya Puluhan Ribu Rupiah!