Suara.com - Utas seorang pengguna Twitter tentang temuan dugaan jual-beli data pribadi Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Keluarga (KK) berbuntut panjang.
Kabar terakhir menyebutkan, pemilik akun @hendralm itu kaget dan heran lantaran dirinya dilaporkan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) atas utas tersebut.
Ia tak habis pikir karena dianggap mencemarkan nama baik Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil).
"Lah ini gimana? Kenapa saya yang malah jadi dilaporin? So far saya bikin thread mention sana-sini supaya kasus ini dapat perhatian dari pemerintah dan supaya masyarakat lebih waspada terhadap data pribadinya sendiri. Kenapa malah saya yang dilaporkan?" kicau @hendralm, Selasa (30/7/2019), yang langsung mendapat banyak retweet, mencapai 16 ribu.
"Apa saya salah speak up masalah ini? Apa saya seharusnya diam saja nunggu temen, keluarga, bahkan saya sendiri jadi korban penyalah gunaan data pribadi? Saya dapat ancaman dari anggota grup tersebut, sekarang dapet berita ini juga. Waw indah banget kehidupan," imbuhnya.
Akun dengan jumlah pengikut 33 ribu ke atas ini juga mengaku kapok telah memberanikan diri untuk speak up, atau mengungkap temuannya ke publik.
"Saya bilang ke orang tua saya, mama papa saya nangis. Udahlah udah beres kasus ini enggak akan lagi lagi speak up soal apa-apa, mau delete akun aja.
Akhir akhir ini saya depresi masalah skripsi, masalah ini, masalah yang ancem, sekarang tambah lagi ini. Makasih," ungkap @hendralm.
Sebelumnya, @hendralm membuat utas yang mengejutkan banyak orang di Twitter pada Jumat (26/7/2019) lalu.
Baca Juga: Kemendagri Kasih Data Kependudukan ke Swasta Berupa NIK Identitas Warga
"Ternyata ada ya yang memperjual belikan data NIK + KK. Dan parahnya lagi ada yang punya sampai jutaan data. Gila gila gila," tulis @hendralm, mengawali mengawali utas yang telah di-retweet sampai 35 ribu kali itu.
Tak hanya itu, berdasarkan temuan @hendralm dari grup Facebook DREAM MARKET OFFICIAL, pelaku jual-beli NIK dan KK bahkan memiliki persediaan swafoto orang yang memegang KTP. Data-data tersebut ditawarkan dengan harga mulai dari Rp5 ribu.
Berdasarkan isi percakapan dari tangkapan layar grup, seorang pengguna Facebook bahkan mengaku memiliki NIK dan KK warga satu kecematan.
"Bayangin itu grup isinya 71 ribu orang, isinya kebanyakan jual-beli data. Aku baca-baca, mereka jual-beli data buat registrasi nomor HP sama daftar pay later. Halo @traveloka harap hati-hati sama yang ngajuin daftar pay later tapi pakai data orang lain," cuit @hendralm.
Dirinya juga menambahkan imbauan agar warga waspada jika dimintai swafoto memegang KTP karena cara tersebut bisa jadi modus untuk mencuri data.
Ia pun berniat menyadarkan masyarakat dan meminta pihak-pihak berwenang untuk menindaklanjuti kasus tersebut, dengan me-mention akun Twitter @DivHumas_Polri, @CCICPolri, dan @kemkominfo.
Berita Terkait
-
Kemendagri Minta Kominfo Hapus Foto KTP dan KK di Medsos
-
Terungkap! Apple Siri Bisa Mendengarkan Pembicaraan Penggunanya
-
Kemendagri: FPI Berhak Urus Perpanjangan Izin Ormas
-
Jangan Sembarangan Unggah Data KTP dan KK ke Medsos, Ini Akibatnya
-
Akses Data Penduduk Diberi ke Swasta, Ombudsman Akan Temui Dirjen Dukcapil
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Mengapa Jakarta Selatan Kembali Terendam? Ini Penyebab 27 RT Alami Banjir Parah
-
Korupsi Pertamina Makin Panas: Pejabat Internal Hingga Direktur Perusahaan Jepang Diinterogasi
-
Mengapa Kemensos Gelontorkan Rp4 Miliar ke Semarang? Ini Penjelasan Gus Ipul soal Banjir Besar
-
Soal Progres Mobil Nasional, Istana: Sabar Dulu, Biar Ada Kejutan
-
Kenapa Pohon Tua di Jakarta Masih Jadi Ancaman Nyawa Saat Musim Hujan?
-
Tiba di Korea Selatan, Ini Agenda Presiden Prabowo di KTT APEC 2025
-
Pernah Jadi Korban, Pramono Anung Desak Perbaikan Mesin Tap Transjakarta Bermasalah
-
Skandal Whoosh Memanas: KPK Konfirmasi Penyelidikan Korupsi, Petinggi KCIC akan Dipanggil
-
Formappi Nilai Proses Etik Lima Anggota DPR Nonaktif Jadi Ujian Independensi MKD
-
Ketua DPD: GKR Emas Buktikan Pena Juga Bisa Jadi Alat Perjuangan Politik