Suara.com - Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta, M Taufik menolak adanya wacana pemberlakuan sistem ganjil genap bagi motor. Menurutnya, kebijakan tersebut akan membuat warga untuk membeli motor lagi.
Taufik menganggap masyarakat bisa saja membeli motor untuk keperluan plat nomor ganjil atau genap. Ia hanya setuju perluasan ganjil-genap untuk mobil.
"Kalau motor, itu nanti orang beli motor lagi. Saran saya kalau mau diperluas ya mobil lah," ujar Taufik saat dihubungi, Selasa (6/8/2019).
Selain mendorong pembelian motor, sistem ganjil genap untuk kendaraan roda dua itu akan menyulitkan masyarakat yang berprofesi sebagai ojek. Ia meminta kebutuhan masyarakat kecil tidak dibatasi oleh aturan tersebut.
"Tolong dipertimbangkan kalau motor misalkan ojek bagaimana. Iya kan jadi mereka (ojek) susah," jelas Taufik.
Karena itu, menurutnya dari pada membuat peraturan ganjil genap bagi motor, lebih baik Pemprov DKI memperbaiki sarana transportasi umum. Ia meminta pembenahan ketepatan waktu dan kualitas kendaraan kendaraan massal itu.
"Transportasi umum dong yang benar, bagaimana orang mau pindah ke transportasi umum," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo menyebut saat ini pihaknya sedang mengkaji aturan ganji genap ini. Untuk Aturan ganjil genap bagi sepeda motor tak hanya berlaku di jalan Sudriman-Thamrin. Kebijakan ini bakal diperluas ke beberapa ruas jalan lain. Namun Syafrin masih enggan memberkan rute-rutenya.
Adapun alasan dilakukan perluasan ganjil genap untuk sepeda motor karena berdasarkan kajian, jumlah sepeda motor tetap banyak mengasapal di jalan ibu kota saat aturan ini diberlakukan pada Asian Games 2018 lalu. Tercatat saat itu jumlah kendaran roda dua sebanyak 72 persen dan kendaran roda empat hanya 28 persen saja.
Baca Juga: Oposisi atau Bergabung ke Jokowi? Sikap Gerindra Tunggu Komando Prabowo
"Berdasar kajian untuk sepeda motor saat ganjil genap volumenya 72 persen sepeda motor. Hanya 28 persen roda empat. Artinya begitu ada pembatasan ganjil genap, maka sebagian tidak shifting (pindah) ke angkutan umum tetapi mereka justru berbalik ke motor. Itu menjadi perhatian khusus kita bersama," kata Syafrin di Polda Metro Jaya Jumat (2/9/2019).
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Di Hadapan Mahasiswa Unpad, Pramono Anung Tegaskan Pemimpin Tak Boleh Tersulut Emosi
-
Sule Kena Tilang Saat Bawa Double Cabin, Dishub DKI: Sudah Sesuai Prosedur
-
Gibran Disebut Cawapres Prabowo Lagi di 2029, PSI: Pernyataan Jokowi Powerfull
-
Tangis Nanik Deyang Minta Maaf soal Kasus Keracunan MBG Tuai Pro Kontra
-
PBNU Desak Penetapan Tersangka Korupsi Kuota Haji, KPK Sebut Pemeriksaan Masih Intensif
-
Apa Itu Cassandra Paradox? Bikin Rocky Gerung Walkout dari Talkshow dengan Relawan Jokowi
-
Isyana Bagoes Oka Dikabarkan Jadi Wakil Ketua Umum PSI, Kaesang Siap Umumkan
-
SMAN 62 Pastikan Farhan Masih Berstatus Siswa Aktif Meski Ditahan Polisi
-
Kementerian BUMN Bakal Tinggal Kenangan, Ingat Lagi Sejarahnya Sebelum Dihapus
-
Minta KPK Segera Tetapkan Tersangka Kasus Haji, Awan PBNU: Jangan Digoreng Ngalor Ngidul