Suara.com - Niat Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk mengawasi tontonan di luar saluran televisi nasional ditanggapi dengan kecaman oleh warganet.
Akun resmi Twitter Partai Solidaritas Indonesia (PSI) juga ikut menyuarakan penolakannya terhadap KPI itu.
Mereka bahkan telah membuat petisi di change.org berjudul 'Tolak KPI Awasi Youtube, Facebook, Netflix!'. Dari target 10 ribu, petisi itu telah ditanda tangani oleh 8 ribu orang.
""Emang tandatangan petisi bisa ngaruh?" Bisa. Ayo kita buktikan kepada @KPI_Pusat bahwa kita tidak akan diam saja ketika kebebasan kita diawasi seolah itu tindakan kriminal. Tunjukan kepada KPI, bahwa banyak hal lebih genting yang harus mereka urus," cuit @psi_id, Jumat (9/8/2019).
PSI juga menyertakan tagar #KPIjanganUrusinNetflix pada sejumlah cuitan di utasnya. Partai yang didirkan lima tahun lalu ini menyarankan KPI supaya lebih memerhatikan acara-acara televisi nasional yang bagi PSI dan lebih tak bermutu.
"#KPIjanganUrusinNetflix! Mendingan urus acara talent show di mana pesertanya diarahkan untuk menceritakan kisah hidupnya yang dililit hutang. Lalu disuruh nyanyi. Kalau nyanyinya bagus, hutangnya dilunasi. KESULITAN HIDUP ORANG LAIN KOK DIEKSPLOITASI SEENAKNYA, MALIIIIIH?" tulis admin akun PSI.
Selain itu, mereka juga mengkritik reality show yang mempertontonkan hipnotis dan memunculkan 'pakar mikroekspresi', juga berita kriminal yang tak menyensor wajah dan identitas korban serta membiarkan reporter mengajukan pertanyaan traumatis.
"#KPIjanganUrusinNetflix, YouTube dan Facebook. Masing-masing platform boleh kita desak untuk memperbaiki standart community guidelines, tapi jangan awasi kesenangan kami di mana kami membayar bulanan dan menggunakan kuota internet pribadi untuk itu!" tegas PSI.
Sejak beredar kabar tentang niat KPI mengawasi YouTube hingga Netflix, media sosial memang makin gaduh. Banyak dari mereka yang tak setuju.
Baca Juga: Nilai Ada Pornoaksi, Orang Ini Minta KPI Setop Acara Hotman Paris
Bahkan, pada Jumat (9/8/2019) sore, dua seruan untuk KPI masuk ke daftar trending topics Twitter di Indonesia.
Keduanya yakni, 'Kami TOLAK KPI Awasi YouTube', yang berada di posisi keempat, dan tagar #KPIjanganUrusinNetflix, di nomor enam.
Ketua KPI Pusat Agung Suprio mengakui sebelumnya, konten di media digital memang layak ditonton serta memiliki nilai edukasi, sehingga diperlukan pengawasan untuk menjauhkan masyarakat dari konten berkualitas rendah.
"Kami malah ingin segera bisa mengawasi itu, karena di media baru atau media digital saat ini kontennya sudah termasuk dalam ranah penyiaran," kata Agung awal pekan lalu.
Ia mengatakan, pengawasan untuk YouTube, Netflix, Facebook, atau media sejenis diperlukan karena sebagian besar masyarakat sudah beralih dari media konvensional televisi dan radio, terutama kalangan milenial.
"Merujuk data BPS, generasi milenial jumlahnya hampir mencapai 50 persen dari jumlah penduduk," kata dia.
Berita Terkait
- 
            
              PSI Kritik Ganjil Genap Jakarta: Bukan Satu-satunya Solusi Kurangi Polusi
- 
            
              KPI Dikecam Mau Awasi Netflix, Lebih Baik Awasi Acara TV Tak Berbobot
- 
            
              Gerindra Jamin Kritis Jika Masuk Koalisi, PSI: Yang Hoaks Dibela
- 
            
              Viral! Tertipu Wajah kekasih, TKI Batalkan Pernikahan usai LDR 2 Tahun
- 
            
              Rizieq Masih Juga Singgung Pilpres Curang, PSI Beri Sindiran Menohok
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
Pilihan
- 
            
              Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
- 
            
              Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
Terkini
- 
            
              Bobby Nasution Temui Guru Honorer Saling Lapor Polisi dengan Ortu Siswa, Dorong Penyelesaian Damai
- 
            
              Pemprov DKI Bakal Berikan Santunan Korban Pohon Tumbang, Ini Syaratnya
- 
            
              Isu Pork Savor yang Beredar di Media Sosial, Ajinomoto Indonesia Tegaskan Semua Produknya Halal
- 
            
              46 Anak SMP Nyaris Tawuran, Janjian via DM Berujung Diciduk Polisi
- 
            
              Roy Suryo Soroti Perayaan Sumpah Pemuda ala Gibran: Sungguh Membagongkan!
- 
            
              Pekan Terakhir BBW Jakarta 2025: Pesta Buku, Keceriaan Keluarga, dan Bawa Pulang Mobil Listrik
- 
            
              Pramono Buka Luas Ruang Inovasi, Pengamat: Patut Diapresiasi
- 
            
              Apa Hebatnya Soeharto? Ini Balasan Politisi PSI ke PDIP
- 
            
              Ditemukan Ganja Sisa Hisap, Polisi Sebut Onad Merupakan Korban Penyalahgunaan Narkotika
- 
            
              Setelah Dua Tahun Gelap, Warga Poso Akhirnya Nikmati Terangnya Listrik Berkat Program Pemerintah