Suara.com - Albert Mungguar dan beberapa mahasiswa Papua lainnya pada Senin (19/8/2019) sekitar pukul 11.00 WIB, sempat menyaksikan berita di televisi terkait aksi demonstrasi di Manokwari dan Sorong, Papua Barat yang berujung kerusuhan.
Aksi tersebut digelar oleh warga Papua sebagai bentuk solidaritas atas dugaan tindak diskriminatif dan rasial yang dialami mahasiswa Papua di sejumlah daerah.
Saat lagi nonton di layar TV, Albert mendengar mesin kendaraan. Dua unit mobil dan tiga motor mendatangi asrama Yahukimo Papua di Jalan Batuampar, Keramat Jati, Jakarta Timur, tempat Albert dan mahasiswa lainnya bermukim.
"Jadi pada saat kami sedang menonton berita itu posisi kami sedang panas. Tiba-tiba mereka datang, ya sudah kami terima mereka," kata Albert saat di temui di Asrama Mahasiswa Yahukimo Papua, Selasa (20/8/2019).
Albert kemudian menerima kedatangan sejumlah aparat kepolisian dari Polsek Keramat Jati Senin siang. Saat itu cukup memicu emosi dirinya dan mahasiswa Papua lainnya. Apalagi dalam budaya mereka, kata Albert, tidak bisa dirinya bertemu dengan pihak yang mereka nilai sebagai musuh.
"Itu kami tidak bisa berjabat tangan tidak bisa menerima makan dari mereka. Itu budaya kami," ujarnya.
"Jadi apalagi sudah musuh, polisi datang tiba-tiba itu membuat kami emosi, memang sudah terpancing sih kami, tetapi kami berusaha menahan," Albert menambahkan.
Aparat kepolisian kata Albert, kemudian menjelaskan bahwa maksud kedatangan mereka atas instruksi dari pusat untuk mengecek setiap asrama mahasiswa Papua. Menurut Albert, mereka takut akan adanya mobilisasi dan aksi dari mahasiswa Papua seperti di beberapa daerah lain.
"Saya sempat bentak mereka. Ya kalau datang mau tangkap kami, ya tangkap, angkut kami ke Polsek, Polres, ataupun Polda, tangkap kami," tutur Albert.
Baca Juga: Bahas Persoalan Papua Dengan Mendagri, Gubernur Jatim Harap Jadi Tuan Rumah
"Mereka bilang, 'ah tidak bicaranya baik & baik, bicaranya baik-baik," sambung Albert menirukan perkataan aparat kepolisian.
Menurut Albert, sehari sebelum aparat kepolisian dari Polsek Keramat Jati itu menyambangi Asrama Yahukimo Papua, memang sempat ada orang yang mengintai asrama tersebut.
Albert pun meyakini setelah mereka menyambangi Asrama tersebut mereka akan terus mengawasi gerak-gerik dirinya bersama mahasiswa Papua lainnya. Hal itulah yang dianggapnya sebagai bagian dari bentuk diskriminasi.
"Mereka akan selalu mengintimidasi kami," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka