Suara.com - Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi menilai upaya untuk melemahkan KPK semakin besar. Diketahui, KPK sudah berdiri 14 tahun silam di Republik Indonesia.
"Selama perjalanan tersebut, berbagai terobosan telah dilakukan oleh KPK untuk memenuhi harapan tersebut. Upaya untuk melemahkan KPK pun hadir untuk menghambat upaya pemberantasan korupsi," kata Anggota LBH Jakarta Nelson Nikodemus Simamora, melalui keterangan tertulis, Kamis (29/8/2019).
Nelson menuturkan, ancaman itu ada mulai dari ancaman fisik seperti penyerangan kepada penyidik senior KPK Novel Baswedan dan puluhan pegawai lainnya, kriminalisasi ke penyidik KPK, upaya mengubah legislasi untuk mengebiri kewenangan KPK, sampai upaya intervensi kasus yang ditangani.
"Pemilihan pimpinan KPK adalah momentum strategis untuk menjaga agar KPK tetap menjadi lembaga yang independen dan kuat dalam menghadapi berbagai upaya menjadikan KPK sebagai lembaga yang lemah dan tidak independen," ujar Nelson.
Menurut Nelson, 20 nama Capim KPK yang saat ini lolos masih ada orang yang diragukan dalam pemberantasan korupsi.
"Masih hadir calon yang memiliki rekam jejak yang menghambat penegakan hukum, tidak patuh LHKPN bahkan terdapat calon yang masih dalam proses penegakan kode etik di KPK. KPK dalam bahaya," ujar Nelson.
Nelson kemudian menganggap pelemahan KPK kali ini seperti mengembalikan memori kelam antara KPK dan Polri.
"Pelemahan ini seakan telah menghadirkan kembali upaya pelemahan KPK atau #CICAKvsBUAYA 4.0," kata Nelson
Terkait itu, Nelson yaang juga tergabung dengan koalisi masyarakat sipil mengharapkan kehadiran semua pihak untuk bersama-sama melantangkan suara dan memberikan solidaritas kepada KPK yang berintegritas pada Jumat (30/8/2019). Acara tersebut akan berlangsung di Gedung KPK, Jakarta Selatan.
Baca Juga: Capim KPK dari Setkab Sebut Visi KPK Saat Ini Keliru
"Mari bergandengan tangan untuk mendorong Presiden betul-betul memilih calon pimpinan yang berintegritas untuk diajukan ke parlemen. Berjuang bersama, bersama bejuang," kata Nelson.
Berita Terkait
-
Dituduh Sebar Hoaks, Asfinawati Ketua YLBHI Angkat Bicara
-
Pansel KPK Tanya Kasus Kayu, Sugeng: Jika Bersalah, Mustahil Saya di Sini
-
Capim KPK dari Setkab Sebut Visi KPK Saat Ini Keliru
-
LIVE STREAMING: Pansel KPK Beberkan Hasil Tes Calon Pimpinan KPK
-
Dicecar Pansel KPK soal Rumah Mewah, Brigjen Sri: Saya Atlet Lari Gawang
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
Terkini
-
KPK Kecolongan, Apa yang Dibocorkan Ustaz Khalid Basalamah Terkait Korupsi Kuota Haji?
-
Bukan Program, Ini Arahan Pertama Presiden Prabowo untuk Menko Polkam Barunya
-
Tongkat Estafet Tokoh Menko Polkam: Ada SBY, Mahfud MD, Wiranto, hingga Djamari Chaniago
-
Surat Pemakzulan Gibran Tidak Mendapat Respons, Soenarko Curigai Demo Rusuh Upaya Pengalihan Isu
-
Respons Viral Setop 'Tot Tot Wuk Wuk', Gubernur Pramono: 'Saya Hampir Nggak Pernah Tat Tot Tat Tot'
-
Minta Daerah Juga Tingkatkan Kualitas SDM, Mendagri Tito: Jangan Hanya Andalkan Kekayaan Alam
-
Fakta atau Hoaks? Beredar Video Tuding Dedi Mulyadi Korupsi Bareng Menteri PKP
-
Terungkap! Ini Alasan KPK Masih Rahasiakan Jumlah Uang yang Dikembalikan Khalid Basalamah
-
Gantikan Posisi Noel, Afriansyah Noor Lebih Kaya, Punya Harta Rp 23,9 Miliar
-
Gedung DPR Masih Dijaga TNI, Legislator PDIP: Kita Bekerja Perlu Situasi Aman