Suara.com - Calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2019-2023, Brigjen Sri Handayani ditanya soal kepemilikan rumah mewah saat mengikuti uji publik dan wawancara Capim KPK di Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2019).
Dengan tenang, Sri mengungkap kepemilikan rumah itu merupakan hasil jerih payahnya menjadi atlet nasional.
Ialah anggota Pansel KPK Marcus Priyo Gunarto yang meminta Sri mengklarifikasi soal rumah mewah miliknya yang berada di Jalan Adisucipto, Solo, Jawa Tengah. Sebagai informasi, Sri pernah menjabat sebagai Wakalpolda Kalimantan Barat namun kekinian telah dimutasi menjadi Karowatpers SSDM Polri sejak 2 Agustus 2019.
"Bisa dijelaskan seberapa mewah rumah ibu? Bagaimana ibu mendapatkannya?," tanya Marcus.
Sri menjawab bahwa ukuran mewah untuk kepemilikan barang seseorang itu relatif. Kemudian Sri bercerita sebelum dirinya memutuskan untuk masuk ke dunia kepolisian, Sri merupakan atlet lari gawang nasional sejak SMP. Banyak prestasi yang ditorehnya termasuk bonus-bonus yang diperolehnya.
"Saya adalah sapta lomba lari gawang untuk atlet nasional. Bicara atlet nasional tentunya di situ ada bonus yang saya dapat mulai dari SMP sampai polisi pun masih aktif. Bonus itu yang saya dapat," ujarnya.
Lantas Sri kemudian menceritakan soal bagaimana dirinya mengelola keuangan pribadi. Ia mengaku tidak menabung dari penghasilannya. Hal itu bisa dibuktikan dengan besaran tabungan yang ia miliki saat ini.
Akan tetapi langsung dibelikan untuk barang, termasuk rumah.
"Bonus itu saya kumpulkan dan saya kadang-kadang ada jual beli tanah murah karena duit selalu siap, saya beli, sehingga itu lah harta kekayaan saya dari tabungan sejak saya (menjadi) atlet sampai polisi," tandasnya.
Baca Juga: Capim KPK Dianggap Langgar Kode Etik, Wapres JK: Ada Praduga Tak Bersalah
Berita Terkait
-
Ditanya Soal TPPU, Jawaban Sri Handayani Malah Bikin Bingung Pansel KPK
-
Jika Terpilih Jadi Pimpinan, Roby Tak Mau KPK Usik Polisi dan Jaksa
-
Capim Roby: Polisi - Jaksa Punya Kekuatan Besar Tetapkan Tersangka Korupsi
-
Bambang Widjojanto: Pansel Capim Bagai Malaikat Maut untuk KPK
-
Maarif soal Capim KPK: Komisi III Jangan Memilih karena Pragmatisme Politik
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar