Suara.com - Ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Benny Wenda menganggap tudingan yang dialamatkan Pemerintah Indonesia kepada dirinya sebagai provokator di belakang kerusuhan di Papua sebagai hal yang biasa. Ia mengaku sudah tahu pemerintah akan menuduh dirinya seperti itu.
"Itu sudah biasa. Pasti Pemerintah Indonesia akan menuduh saya atas setiap kejadian yang berkaitan dengan aspirasi rakyat Papua yang ingin merdeka," ujar Benny Wenda sebagaimana dilansir Jubi, Selasa (3/9/2019).
Benny Wenda mengatakan, sebaiknya Pemerintah Indonesia fokus pada upaya penanganan persoalan Papua daripada melempar tuduhan yang tidak bisa dibuktikan secara transparan dan akuntabel.
Ia juga menyinggung tindakan Pemerintah Indonesia usai aksi demonstrasi selama dua pekan terakhir dengan menangkapi aktivis-aktivis pro demokrasi, melarang aksi demonstrasi dan menyebarkan informasi yang tidak benar, informasi palsu dan hoaks sebagai ketidakmampuan pemerintah Indonesia mengatasi persoalan Papua.
Ia menyebut, salah satu contohnya adalah insiden Deiyai yang jelas menewaskan delapan orang. Namun Kepolisian Indonesia justru mengatakan dua orang saja.
"Bahkan mereka (polisi) katakan kena panah pendemo. Padahal terbukti sekarang mereka kena peluru tajam. Siapa yang punya senjata saat itu? Ada rekaman video yang menunjukkan polisi menembakan senjata kearah masyarakat," kata Wenda.
Benny Wenda menambahkan, kekerasan polisi, militer dan milisi terhadap rakyat Papua seperti ini semakin mendorongnya dan orang rakyat Papua lainnya untuk menuntut kemerdekaan.
Apa yang terjadi dalam dua pekan terakhir di Papua kata Wenda telah menarik perhatian masyarakat internasional karena media internasional sangat masif menulis setiap peristiwa yang terjadi di Papua dalam dua pekan terkahir.
“Persoalan Papua ini bukan lagi persoalan domestik Indonesia tapi persoalan komunitas internasional,” lanjut Wenda.
Baca Juga: Soal Benny Wenda, Moeldoko Sebut Pemerintah Belum Putuskan Memulangkannya
Sehari sebelumnya, Menteri Politik Hukum dan Keamanan Wiranto menyebut kerusuhan di Papua tak lepas dari aksi provokasi yang dilakukan Benny Wenda. Wenda juga disebut aktif menyebar hoaks alias informasi palsu soal Papua ke luar negeri.
“Benny Wenda sejak dulu aktivitasnya sangat tinggi, memberikan informasi palsu. Mereka provokasi. Seakan kita menelantarkan di sana, seakan melakukan pelanggaran HAM tiap hari,” kata Wiranto dalam keterangan kepada wartawan di Kantor Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, di Jakarta, Senin (2/9/2019).
Berkaitan dengan kondisi di Tanah Papua, Sekretariat Forum Kepulauan Pasifik (PIF) menyampaikan keprihatinan masyarakat Pasifik atas apa yang terjadi di Tanah Papua.
Dame Meg Taylor, Sekjen PIF mengatakan peristiwa ini mengingatkan semua pihak bahwa kunjungan komisioner tinggi HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke Papua menjadi sangat penting.
“Saya ingatkan kembali kepada para pihak bahwa keputusan para pemimpin dalam KTT PIF di Tuvalu bulan lalu adalah para pihak segera menetapkan waktu kunjungan Komisioner HAM PBB secepatnya,” kata Dame Meg Taylor.
Berita Terkait
-
Soal Benny Wenda, Moeldoko Sebut Pemerintah Belum Putuskan Memulangkannya
-
Dituduh Jadi Pemicu Konflik Papua, Wiranto: Benny Wenda Sejak Dulu Ngaco
-
Bantah Benny Wenda, Wiranto: Tak Benar Setiap Hari Ada Pembunuhan di Papua
-
Polri Ungkap Peran Benny Wenda di Balik Kerusuhan di Papua dan Papua Barat
-
Buntut Kerusuhan di Papua, DPR akan Panggil Menlu hingga Menkominfo
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Hitung Mundur Dimulai? Analis Sebut Kapolri Diganti Usai Hari TNI, Ini Sinyalnya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor