Suara.com - Ketua DPRD Maluku Tenggara (Malra) S.T. Welerubun meminta Bupati Malra. M. Thaher Hanubun mengevaluasi para 11 camat terutama yang berada di Pulau Kei Besar Kabupaten Malra.
Ia mengungkapkan berdasarkan hasil reses pengawasan anggota DPRD Malra, para camat di wilayah Pulau Kei Besar tidak berada di kantornya. Bahkan, menurutnya kondisi kantor camat tidak terurus dan bendera Merah Putih juga tidak terpasang di kantor-kantor camat tersebut.
Hal itu disampaikan Welerubun seusai mendengar penjelasan Bupati tentang pembentukan susunan perangkat daerah Kabupaten Malra di DPRD, Jumat (6/9/2019).
“Itu fakta bukan kita mencari kesalahan, saat DPRD melakukan reses pengawasan di Kei Besar, para camat tidak berada di tempat. Dan kantor camat itu tidak terurus, orang Maluku bilang penuh lawa-lawa. Dan bendera (merah putih) saja tidak ada, sangat disayangkan," katanya seperti dikutip dari Terasmaluku.com--jaringan Suara.com, Sabtu (7/9/2019).
"Mereka lebih banyak berkantor di Kota Kabupaten (Langgur) dan Kota Tual. Itu yang kita minta agar Bupati secepatnya dilakukan evaluasi, pergantian,” sambungnya.
Politisi Partai NasDem ini menilai para camat yang membolos karena faktor kejenuhan terlalu lama menjabat sebagai camat, atau kurang penagawasan dari pimpinan.
Diketahui, Kabupaten Malra terdapat 11 kecamatan, yakni di Pulau Kei Besar ada lima kecamatan dan Pulau Kei Kecil ada 6 kecamatan.
Ibukota Kabupaten Malra dan Kota Tual berada di wilayah Kei Kecil, sedangkan Kei Besar jauh dari ibukota kabupaten dan Kota Tual. Camat di wilayah Kei Besar lebih banyak berkantor di Kota Langgur Ibukota Malra, dan juga Kota Tual, tempat tinggal mereka.
Menurut Welerubun, tidak ada alasan camat tidak masuk kantor karena alasan tempat tugasnya jauh. Ketidakhadiran para camat di sejumlah daerah itu juga menurutnya menyebabkan pelayanan pemerintah berjalan tidak maksimal.
Baca Juga: Pemilik Bertemu Camat, Indekos Sleep Box Johar Baru akan Dibongkar
"Faktanya camat tidak ada di tempat, tidak maksimal penyelenggaraan pemerintahan. Hampir semua camat, khususnya di Kei Besar, kalau di Kei Kecil ada sedikit baik karena memang dekat dengan Ibukota Kabupaten," katanya.
Selain para camat yang merupakan pejabat eselon III, menurut Werelubun pejabat Pemkab Malra eselon II juga banyak yang tidak maksimal dalam menjalankan tugasnya. Ia menyebutkan meski penyerapan anggaran baik, 100 persen namun manfaatnya belum dirasakan oleh masyarakat.
"Karena itu, menurutnya DPRD juga meminta Bupati untuk mengevaluasi kinerja pejabat lainnya juga demi peningkatan pelayanan publilk yang lebih baik," ucapnya.
Menanggapi hal ini, Pelaksana Tugas Sekda Malra, Nadus Rettob memastikan Pemkab dalam waktu dekat ini akan mengevaluasi 11 camat di Kabupaten Malra.
"Kita sudah pastikan harus dilakukan evaluasi terhadap 11 camat baik itu di Pulau Kei Kecil maupun di Pulau Kei Besar, dalam waktu dekat ini akan dilakukan evaluasi kepada mereka,” kata Rettob.
Terkait camat di Pulau Kei Besar yang tidak berkantor dan bahkan tidak ada bendera Merah Putih di kantornya, ia mengatakan pihaknya akan melakukan klarifikasi, investigasi lebihb awal apakah benar atau tidak. Namun Rettob mengakui adanya laporan masyarakat atas kinerja para camat di Kei Besar.
Berita Terkait
-
Bukti-bukti Tri Susanti Sebar Foto Hoaks Bendera Merah Putih di Comberan
-
Protes Rasisme, Rakyat Negara Papua Nugini Aksi Bakar Bendera Merah Putih
-
Rayakan HUT RI, Jamaah Haji Kloter Pertama Pulang Bawa Bendera Merah Putih
-
Ribuan Warga Puncak Bogor Arak Bendera Merah Putih Sepanjang 400 Meter
-
Ditembaki Gas Air Mata, Polisi Angkut Paksa Mahasiswa Papua Kasus Bendera
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Menkeu Purbaya Jawab Kritik, Sebut Gaya 'Koboi' Perintah Langsung dari Presiden Prabowo
-
KPK Ungkap Alasan Penghentian Kasus Lahan RS Sumber Waras
-
Praperadilan Delpedro Ditolak, Pendukung Beri Kartu Merah ke Hakim: Bebaskan Kawan Kami!
-
Tangis Histeris Ibunda Pecah di Pengadilan Usai Praperadilan Delpedro Ditolak
-
Geger Grup WA 'Mas Menteri', Pengacara Nadiem Bantah Atur Proyek Chromebook
-
Sudah Diizinkan Hakim untuk Pindah, Jaksa Agung Ngotot Minta Anak Riza Chalid 'Dikembalikan'!
-
Jakarta Punya 111 Stasiun Aktif Jaga Lingkungan, Warga Akui Pentingnya Data Valid Kualitas Udara
-
Sambangi KPK, Pelapor Ketua Bawaslu Serahkan Bukti Dugaan Korupsi Proyek Renovasi Gedung
-
Prabowo Wacanakan Bahasa Portugis Masuk Kurikulum, DPR Langsung 'Todong' Syarat: Uji Coba di NTT
-
Bikin Merinding, Video Viral Penyelamatan Pria yang Celananya Dimasuki Ular Kobra