Suara.com - Sejumlah aktivis hukum, HAM dan demokrasi akan menggelar aksi unjuk rasa bertajuk Selamatkan Demokrasi di depan Gedung DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin (16/9/2019) 13.00 WIB. Mereka akan mendesak DPR menunda RUU KUHP.
Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) menilai demokrasi Indonesia sedang terancam menuju kematian, sebab pasal-pasal di RUU KUHP bisa mengancam kebebasan berekspresi.
"Demokrasi Indonesia sedang diujung tanduk. Jika DPR RI mengesahkan RUU KUHP, tak ayal menjadi lonceng kematian demokrasi. Kebebasan berekspresi sebagai dasar demokrasi yang kita nikmati saat ini terancam hilang oleh pasal-pasal ngawur RUU KUHP," cuit @YLBHI melalui akun twitternya.
Aksi ini juga akan diikuti oleh sekelompok aktivis dari Aksi Kamisan yang menilai RUU KUHP ini sangat menyudutkan rakyat dan melindungi pelanggae Hak Asasi Manusia.
"Teman-teman #AksiKamisan, mari bersolidaritas untuk perkara warga yang sangat penting. Enak aja para politisi mau bikin hal-hal nggak logis jadi alasan kita dipidana alias dipenjara. Sedangkan yang punya dosa karena membunuh & melanggar HAM warga justru dibuat enak hidupnya," cuit @AksiKamisan.
Polemik mengenai RUU KUHP sebenarnya telah melintasi 7 presiden, mulai dari Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, hingga kini Joko Widodo.
Dan juga sudah melalui 19 menteri kehakiman (Menteri Hukum dan HAM), mulai dari Sahardjo, Wirjono Prodjodikoro, Astrawinata, Oemar Seno Adji, Mochtar Kusumaatmadja, Mudjono, Ali Said, ismail Saleh, Oetojo Oesman, Muladi, Yusril Ihza Mahendra, Baharuddin Lopa, Marsilam Simanjuntak, Mahfud Md, Hamid Awaluddin, Andi Mattalata, Patrialis Akbar, Amir Syamsuddin, hingga Yasonna Laolly.
Berita Terkait
-
Haris Azhar Sebut Ada Rangkaian Intimidasi Terhadap Aktivis HAM Papua
-
Desakan OPM Bebaskan Aktivis HAM Papua, Wiranto: Masa Saya Ulangin Lagi
-
Peringati 15 Tahun Kasus Munir, Potret Motor Ini Sedot Perhatian Warganet
-
Hapus Twit Blunder Cibir Jokowi, Aktivis HAM Akui Salah dan Minta Maaf
-
Tantang Veronica Koman, Komut BUMN Disindir dengan Jejak Digital Soal Papua
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Cegah Inflasi Akibat MBG, Pemerintah Rencanakan Pembangunan Peternakan dan Lahan Pertanian Baru
-
Remaja Perempuan Usia 15-24 Tahun Paling Rentan Jadi Korban Kekerasan Digital, Kenapa?
-
Vonis Tiga Mantan Bos, Hakim Nyatakan Kerugian Kasus Korupsi ASDP Rp1,25 Triliun
-
Selain Chromebook, KPK Sebut Nadiem Makarim dan Stafsusnya Calon Tersangka Kasus Google Cloud
-
Bikin Geger Tambora, Begal Sadis Ternyata Sudah Beraksi 28 Kali, Motor Tetangga Pun Disikat
-
Ketum Joman 'Kuliti' Isu Ijazah Jokowi: Ini Bukti Forensik Digital, Roy Suryo Kena UU ITE!
-
Korupsi Taspen Rugi Rp1 T, Kenapa KPK Cuma Pamer Rp883 M? Ini Jawabannya
-
BMKG Bunyikan Alarm Bahaya, Pemprov DKI Siapkan 'Pasukan Biru' hingga Drone Pantau Banjir Rob
-
Terjerat Kasus Korupsi Dinas PUPR, Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten OKU Ditahan KPK
-
PSI Sorot Kinerja Pemprov DKI Atasi Banjir Rob Jakarta: Mulai Pencegahan dari Musim Kemarau