Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) saat demonstrasi di depan Gedung DPRD Sulawesi Tenggara, Kamis (26/9/2019) kemarin. Dua mahasiswa bernama Immawan Randi dan Yusuf Kardawi tewas akibat luka tembak dan pukulan di kepala.
"Tentu kita simpati dan menyampaikan duka cita," kata JK di markas PBB, New York, Amerika Serikat, Jumat (27/9/2019).
JK menuturkan, setiap ada aksi demonstrasi yang berakhir dengan adanya gesekan dengan aparat kepolisian pasti akan menuai risiko besar.
Immawan Randi meninggal setelah mendapatkan luka tembak di dada kirinya dan Yusuf Kardawi mengalami luka berat di kepalanya dan akhirnya meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit.
"Memang risiko dari suatu gerakan massa yang besar, yang kemudian berubah menjadi agak keras, risikonya ada pasti," ujarnya.
Meski demikian, JK mengingatkan pada masyarakat Indonesia kalau aparat kepolisian juga merupakan masyarakat biasa. Menurutnya jika aparat bekerja ekstra tentu ada rasa lelah yang kemudian berpengaruh kepada emosi.
"Karena jangan lupa juga polisi atau aparat keamanan juga masyarakat biasa. Kadang-kadang kalau sudah lelah juga mungkin emosi, sama-sama emosi atau apalagi kalau diejek-ejek," tuturnya.
"Kadang-kadang timbul secara emosional jadi masing-masing menjaga lah," JK menambahkan.
Diberitakan sebelumnya, unjuk rasa menolak RUU bermasalah di gedung DPRD Sulawesi Tenggara pada Kamis (26/9) siang berakhir ricuh.
Baca Juga: Penangkapan Dandhy Laksono, AJI: Bertentangan Dengan Kebebasan Berekspresi
Massa melakukan pelemparan batu dan kayu ke gedung DPRD yang lantas disambut dengan tembakan gas air mata dari aparat kepolisian.
Dalam unjuk rasa tersebut, dua orang mahasiswa Universitas Halu Oleo bernama Randi dan Yusuf menjadi korban.
Randi dinyatakan meninggal usai dilarikan ke rumah sakit akibat terkena tembakan. Sementara Yusuf yang terkena hantaman sempat kritis hingga akhirnya meninggal dunia pada Jumat (27/9/2019).
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Mendagri Jelaskan Pentingnya Keseimbangan APBD dan Peran Swasta Dalam Pembangunan Daerah
-
Dukungan Mengalir Maju Calon Ketum PPP, Mardiono: Saya Siap Berjuang Lagi! Kembali PPP ke Parlemen!
-
KPK Beberkan Konstruksi Perkara Kredit Fiktif yang Seret Dirut BPR Jepara Artha
-
Peran Satpol PP dan Satlinmas Dukung Ketertiban Umum dan Kebersihan Lingkungan Diharapkan Mendagri
-
Jadilah Satpol PP yang Humanis, Mendagri Ingatkan Pentingnya Membangun Kepercayaan Publik
-
Sempat Copot Kepsek SMPN 1, Wali Kota Prabumulih Akui Tak Bisa Kontrol Diri
-
Mendagri Dukung Penuh Percepatan Program MBG, Teken Keputusan Bersama Terkait Lokasi SPPG di Daerah
-
Penjaringan Ketua DPC PDIP Brebes Dinilai Tak Transparan, Pencalonan Cahrudin Sengaja Dijegal?
-
Bikin Riuh, Dito Ariotedjo Tiba-Tiba Tanya Ijazah Erick Thohir ke Roy Suryo
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi