Suara.com - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto menyoroti soal ajakan para pelajar untuk turut berpartisipasi dalam Aksi Mujahid 212, Selamatan NKRI yang digelar di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Sabtu (28/9/2019).
Susanto mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat untuk bisa mencegah anak-anak ikut terlibat dalam aksi demonstrasi.
Susanto mengatakan bahwa ajakan tersebut beredar melalui aplikasi WhatsApp. Meskipun kebenaran dari ajakan tersebut belum bisa dipastikan secara resmi, namun Susanto menilai mesti ada pihak yang bisa mencegah adanya upaya mengajak anak-anak.
"Anak perlu dicegah agar tak terinspirasi terlibat," kata Susanto melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (28/9/2019).
Alasan Susanto menyampaikan hal tersebut ialah karena penggunaan narasi-narasi jihad untuk mengajak melakukan demonstrasi di jalanan merupakan hal yang kurang tepat dan perlu diluruskan. Apalagi kalau dilihat dari umurnya, anak-anak masih termasuk dalam usia tumbuh kembang dan mesti dilindungi dari segala bentuk potensi negatif.
"Termasuk kerentanan menjadi korban dari hal-hal yang tak terprediksi saat demonstrasi berlangsung," ujarnya.
Oleh karena itu, Susanto mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bisa berupaya turut mencegah anak-anak usia sekolah agar tidak terprovokasi dengan narasi-narasi jihad yang biasa disampaikan dalam ajakan demonstrasi.
"Agar tidak terprovokasi narasi-narasi jihad dalam ajakan demonstrasi sebagaimana beredar di medsos dan mencegah anak agar tidak ikut demonstrasi," tandasnya.
Baca Juga: Anak-anak Ikut Aksi Mujahid 212, KPAI: Tiduran di Aspal hingga Merokok
Tag
Berita Terkait
-
Aksi Mujahid 212, Seorang Pemuda Bawa Kuda Putih di Bundaran HI
-
Bawa Bendera Tauhid, Massa Aksi Mujahid 212 Mulai Berkumpul di Bundaran HI
-
Mujahid 212 Bakal Aksi di Istana, Polisi Sudah Terima Surat Pemberitahuan
-
KPAI: Siswa yang Meninggal Bukan Mau ataupun Pulang Aksi di DPR
-
Marak Anak SMK Ikut Demo, KPAI Tolak Kegiatan Sekolah Diliburkan
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
Terkini
-
Kepala Sekolah di Prabumulih Sempat Dicopot Gegara Tegur Anak Pejabat Bawa Mobil ke Sekolah
-
Punya Modal Besar: Pakar Politik Dorong Projo jadi Oposisi Prabowo-Gibran, Pasca-Budi Arie Didepak!
-
Sebut Ada Intervensi Sejak Dualisme Kepemimpinan P3, Syaifullah Tamliha : PPP Dibinasakan oleh Jokow
-
KPK Beberkan Peran Rudy Tanoesoedibjo di Dugaan Korupsi Bansos, Kuasa Hukum Justru Bersikap Begini!
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial