Suara.com - Massa aksi dari elemen buruh yang menggelar demonstrasi di sekitar gedung DPR RI telah membubarkan diri. Mereka batal untuk bertemu dengan Ketua DPR yang baru dilantik, Puan Maharani.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyatakan saat ini bukan merupakan waktu yang tepat untuk bertemu Puan.
Ia juga menyebut belum ingin menambah Pekerjaan Rumah (PR) kepada Puan di hari pertamanya menjabat.
"Tidak perlu, kan belum ada. Baru terbentuk kemarin, kasihan jangan dikasih PR dulu," ujar Said di Jalan Gatot Subroto, Rabu (2/10/2019).
Aksi para buruh ini menyampaikan tiga tuntutan. Di antaranya adalah menolak kenaikan iuran BPJS, meminta Presiden Joko Widodo merevisi PP 78 tahun 2015 tentang pengupahan, dan menolak UU tentang Ketenagakerjaan.
Menurutnya tuntutan itu sudah cukup disampaikan melalui aksi kali ini dan dialog dengan Jokowi secara langsung. Ia meyakini nantinya anggota DPR baru akan serius membahas tuntutannya.
"Saya percaya akan ada upaya dari pemerintah dengan sungguh-sungguh. DPR yang baru kan semangatnya juga sungguh-sungguh. Presiden mengatakan beliau mendengar," jelasnya.
Karena sudah menyampaikan tuntutan, pihaknya, kata Said, belum merencanakan adanya aksi lanjutan dalam waktu dekat. Namun ia menyebut akan mengawal tuntutannya sampai terpenuhi.
"Kami akan menunggu sampai dengan pelantikan Presiden. Setelah pelantikan presiden apakah ada upaya-upaya untuk memenuhi tiga tuntutan kaum buruh hari ini," pungkasnya.
Baca Juga: Darmin Lanjutkan Kebijakan Puan Maharani Menaikkan Iuran BPJS Kesehatan
Sebelumnya, massa buruh dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) tiba di simpang jalan Gatot Subroto (Gatsu)- Jalan Pemuda, Jakarta, Rabu (2/10/2019). Mereka sudah berkumpul di sekitar Gedung DPR
Di atas mobil komando, orator dari FSPMI menyatakan tuntutan para buruh meminta anggota dewan untuk membatalkan rancangan undang-undang untuk revisi UU No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
"Kami ingin menemui Ibu Puan, ingin menyampaikan tuntutan di depan gedung DPR/MPR RI, Pak Polisi, tolong dibukakan jalannya. Kami tidak akan anarkis," kata massa buruh ke pihak kepolisian yang menutup akses menuju depan gedung DPR/MPR RI tepat depan Restoran Pulau Dua.
Berita Terkait
-
Protes Masalah Pesangon, Buruh Bubar Setelah DPRD Jatim Sepakati Tuntutan
-
Demo Buruh di DPR Selesai, Massa Tak Jadi ke Istana
-
Pintu Tol Menuju Slipi Masih Ditutup untuk Umum
-
6.000 Personel Polri dan TNI Disiagakan Amankan Aksi Buruh di DPR
-
Puan Maharani Pastikan Lembaga yang Dipimpinnya Tidak Anti Kritik
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Mengapa Jakarta Selatan Kembali Terendam? Ini Penyebab 27 RT Alami Banjir Parah
-
Korupsi Pertamina Makin Panas: Pejabat Internal Hingga Direktur Perusahaan Jepang Diinterogasi
-
Mengapa Kemensos Gelontorkan Rp4 Miliar ke Semarang? Ini Penjelasan Gus Ipul soal Banjir Besar
-
Soal Progres Mobil Nasional, Istana: Sabar Dulu, Biar Ada Kejutan
-
Kenapa Pohon Tua di Jakarta Masih Jadi Ancaman Nyawa Saat Musim Hujan?
-
Tiba di Korea Selatan, Ini Agenda Presiden Prabowo di KTT APEC 2025
-
Pernah Jadi Korban, Pramono Anung Desak Perbaikan Mesin Tap Transjakarta Bermasalah
-
Skandal Whoosh Memanas: KPK Konfirmasi Penyelidikan Korupsi, Petinggi KCIC akan Dipanggil
-
Formappi Nilai Proses Etik Lima Anggota DPR Nonaktif Jadi Ujian Independensi MKD
-
Ketua DPD: GKR Emas Buktikan Pena Juga Bisa Jadi Alat Perjuangan Politik