Suara.com - Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, mantan Pangliman TNI yang kekinian menjabat sebagai Kepala Staf Presiden, masuk bursa kandidat Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan RI pada masa kepemimpinan kedua Jokowi, 2019 - 2024.
Moeldoko merupakan tokoh militer Indonesia kelahiran Desa Pesing, Kecamatan Purwoasri, Kota Kediri, Jawa Timur pada 8 Juli 1957.
Ia adalah anak bungsu dari 12 bersaudara buah pernikahan pasangan Moestaman dan Masfuah.
Semasa kecil, Moeldoko terbiasa hidup serba kekurangan, dengan ayah yang mencari nafkah dari berdagang palawija, sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga.
Dia mengaku pernah hidup terlunta-lunta setelah menamatkan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jombang, Jawa Timur.
"Saya bosan miskin, sudah tidak tahan lagi saat itu. Alhamdulillah semua berubah karena saya sekolah," ujar Moeldolko di hadapan ratusan mahasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) di Jakarta, Selasa.
Dia menambahkan, kalau tidak sekolah, mungkin saat ini bekerja sebagai pengembala kambing. Namun karena ia pantang menyerah, nasibnya pun berubah menjadi lebih baik.
Moeldoko merupakan alumni Akabri 1981 dan meraih Bintang Adhi Makayasa. Sejumlah penghargaan diraih dan pada 2014 Moeldoko juga meraih gelar doktor dari Universitas Indonesia.
Moeldoko mengaku yakin pendidikan merupakan satu-satunya cara baginya untuk keluar dari lingkar kemiskinan. Oleh karenanya, Moeldoko berusaha untuk terus sekolah.
Baca Juga: Bilang Buzzer Jokowi Tak Lagi Diperlukan, Moeldoko: Mereka Merugikan
"Anda tidak akan bisa maju tanpa bekerja keras. Untuk itu harus terus bekerja keras dan pantang menyerah," pesan Moeldoko yang pernah menjabat sebagai Panglima TNI itu.
Untuk diketahui, pada tahun 1981, Moeldoko berhasil meraih pencapaian sebagai lulusan terbaik Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri), dan memperoleh penghargaan Adhi Makayasa & Tri Sakti Wiratama.
Prestasi tersebut ikut mengantarkannya ke kursi Panglima TNI 32 tahun kemudian. Melalui Sidang Paripurna DPR-RI pada Agustus 2013, sang Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), yang menjalani masa jabatan hanya tiga bulan, diangkat sebagai Panglima TNI ke-8, menggantikan Laksamana Agus Suhartono.
Setelah dua tahun menduduki posisi Panglima TNI, ia mengakhiri masa dinasnya pada 2015.
Pada 2016, Masjid Dr H Moeldoko, masjid megah yang ia dirikan dalam kompleks Islamic Center, di perbatasan kota Jombang dan Kediri, diresmikan.
Kemudian tiga tahun setelah melepas tugas kemiliteran, sang purnawirawan jenderal bintang empat diangkat sebagai Kepala Staf Kepresidenan pada Januari 2018, di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Berita Terkait
-
Selesai Susun Nama Menteri, Ini Waktu Pengumuman Kabinet Jokowi
-
LIVE : Sandiaga Uno Kembali ke Gerindra Hingga Isu Akan Jadi Menteri
-
HNW: Jokowi Cukup Puyeng Pikirkan Porsi Menteri untuk Partai Pendukung
-
Pelantikan Jokowi Banyak Tamu VVIP, Paspampres Dikerahkan Kekuatan Penuh
-
Moeldoko: Tanggal 19, KSP Sudah Off Semuanya
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional