Suara.com - PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) dianggap menjadi penyebab banjir yang merendam tiga RT di kawasan Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur. Sebagai bentuk kompensasi, Pemkot Jakarta Timur meminta pengembang proyek kereta cepat mendirikan fasilitas olah raga.
Wali Kota Jakarta Timur M Anwar mengatakan, pihaknya sudah bertemu dengan perusahaan pengembang dan pihak terkait lainnya. Menurutnya, fasilitas itu nantinya akan berguna bagi masyarakat sekitar Kali Sunter.
"Dia harus membuat di bantaran kali itu lapangan. Basket, lapangan futsal, interaksi masyarakat saya minta diganti di sana kompensasi buat masyarakat," ujar Anwar saat dihubungi pada Senin (4/10/2019).
Anwar tidak menjelaskan rincian soal rencana permintaan kompensasi itu. Namun, menurutnya hal ini sesuai dengan arahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang ingin mengubah anggapan pinggir kali kumuh menjadi tempat masyarakat berkegiatan.
"Pinggir kali itu bukan pembuangan sampah, tapi tempat wisata, tempat interaksi, tempat kita guyub, seperti itu," jelasnya.
Pembangunan fasilitas tersebut, kata Anwar, akan dilakukan bersamaan dengan revitalisasi aliran sungai agar tidak terjadi banjir lagi di kawasan itu. Namun, tidak seperti pengerjaan untuk membenahi sungai oleh pengembang yang diberikan waktu tiga hari, waktu untuk mendirikan fasilitas tersebut tidak ditentukan dalam waktu dekat.
"Lapangan sambil berjalan, saya minta jangan anda bongkar lapangan yang ada, sebelum diganti lapangan yang baru, gitu saja," pungkasnya.
Sebelumnya, Anwar mengatakan pengembang proyek itu telah melakukan relokasi sungai saat pengerjaan. Namun, aliran tidak dihubungkan ke pintu air yang sebelumnya tersambung dengan sungai sebelum relokasi.
"Dia memindahkan relokasi sungai, kali situ ya kali Sunter dipindahkan tapi dia tidak belum meyambungkan connecting dengan pintu air yang lama," ujar Anwar.
Baca Juga: Pihak Proyek Kereta Cepat Didesak Walkot Jaktim Selesaikan Penyebab Banjir
Anwar menyebut akibatnya air kiriman yang datang dari Bogor tidak bisa mengalir dengan baik. Air yang datang justru naik ke pemukiman warga hingga mengakibatkan banjir.
"Jadinya, kiriman dari Bogor datang ke Jakarta, jadi air yang dari warga balik ke pemukiman warga enggak ke kali," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Pemerintah Usulkan Biaya Haji 2026 Turun Rp 1 Juta per Jemaah Dibanding Tahun Lalu
-
Bicara soal Impeachment, Refly Harun: Pertanyaannya Siapa yang Akan Menggantikan Gibran?
-
SETARA Institute: Pemberian Gelar Pahlawan untuk Soeharto Pengkhianatan Reformasi!
-
Whoosh Disorot! KPK Usut Dugaan Korupsi Kereta Cepat, Mark-Up Biaya Terendus?
-
Teka-Teki Penundaan Rakor Sekda Terungkap! Tito Karnavian Beberkan 2 Alasan Utama
-
Di KTT ASEAN, Prabowo Ajak Negara Asia Jaga Persaingan Sehat demi Masa Depan Kawasan
-
Geger Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab Terseret Pusaran Korupsi Chromebook Nadiem
-
Praperadilan Ditolak, Kuasa Hukum Delpedro: Ini Kriminalisasi, Hakim Abaikan Putusan MK
-
Pramono Anung Pastikan Tarif TransJakarta Naik, Janjikan Fasilitas Bakal Ditingkatkan
-
KPK Pastikan Korupsi Whoosh Masuk Penyelidikan, Dugaan Mark Up Gila-gilaan 3 Kali Lipat Diusut!