Suara.com - Isu Musisi Ahmad Dhani bakal menjadi kandidat Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta mencuat ke publik. Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Syarif mengaku hanya akan mengikuti arahan dari Ketua Umum partai berlambang kepala garuda tersebut.
Menurut Syarif, Ahmad Dhani merupakan kader Gerindra. Karena itu, Dhani bisa saja menjadi salah satu kandidat untuk dicalonkan menggantikan Sandiaga Uno.
"Mas Dhani kan kader Gerindra, ya kalau kader Gerindra ya kalau sudah rekomendasi dari ketua umum ya kita dukung. Kita menunggu rekomendasi ketua umum saja. Diperintah, jalan," ujar Syarif saat dihubungi, Selasa (5/11/2019).
Meski demikian, Syarif mengaku belum ada pembicaraan di internal Gerindra soal wacana tersebut. Menurutnya, pemilihan nama kandidat Wagub DKI Jakarta sendiri merupakan wewenang dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerindra.
"Kalau DPP menunjuk Ahmad Dhani ya kita respon dengan baik, dan kita jaga perintah ketum. Sampai sekarang belum ada apa-apa," tuturnya.
Jatah kursi Wagub sendiri sejak DPRD periode 2014-2019 sudah diberikan kepada PKS yang mencalonkan Agung Yulianto dan Ahmad Syaikhu. Namun sebagai sesama partai pengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat Pilkada 2017 lalu, Syarif menyebut kemungkinan Gerindra mencalonkan kadernya masih terbuka.
"Ya mungkin saja (Kader Gerindra mencalonkan sebagai Wagub), semua kemungkinan pasti ada. Saya dalam posisi menunggu saja," pungkasnya.
Sebelumnya, Juru bicara Ahmad Dhani, Lieus Sungkharisma menganggap punggawa Band Dewa tersebut merupakan sosok yang pantas mendampingi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk mengisi kursi Wakil Gubernur DKI, setelah dilepas Sandiaga Uno untuk bertarung di Pilpres 2019.
Lieus meyakini Dhani akan tetap terjun ke dunia politik usai menjalani masa tahanannya dalam kasus ujaran kebencian. Hal itu diungkapkan Lieus usai menjenguk Dhani di Rutan Kelas I Cipinang, Jakarta Timur, Senin (4/11/2019).
Baca Juga: Pemilihan Wagub DKI Molor, Gerindra Pertanyakan Figur Kandidat
Berita Terkait
-
Dhani Dinilai Cocok Dampingi Anies, Lieus: Kalau Prabowo Teken Jadi Itu
-
Lieus Sungkharisma Pastikan Ahmad Dhani Tak Daftar Calon Walikota Surabaya
-
Ahmad Dhani Tegaskan Tidak Mau Ikut Pilkada Surabaya 2020
-
Posisi Wagub DKI Masih Kosong, Gerindra Salahkan PKS
-
Sandiaga Menolak, Gerindra Berpeluang Sodorkan Kader Lain Isi Wagub DKI
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Gempa Magnitudo 6,5 Leeward Island, BMKG: Tidak Ada Potensi Tsunami di Indonesia
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?
-
Blok M Bangkit Lagi! Gubernur DKI Janjikan Sistem Parkir Satu Pintu, Minta Warga Naik Transum
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda