Suara.com - Sejumlah fosil kera yang ditemukan di selatan Jerman yang diperkirakan hidup 11,6 juta tahun lalu, dapat secara dramatis mengubah pemahaman tentang evolusi manusia, yaitu berjalan tegak dengan kedua kaki atau bipedal.
Para ilmuwan pada hari Rabu (06/11/2019), mengatakan bahwa kera yang disebut Danuvius guggenmosi ini memiliki gabungan anggota tubuh manusia dan kera.
Anggota tubuh Danuvius guggenmosi pada bagian bawah berbentuk lurus yang membuatnya dapat berjalan dengan kedua kaki.
Sementara di bagian atas, ia memiliki lengan panjang seperti kera yang dapat direntangkan untuk meraih cabang-cabang pohon.
Temuan ini menunjukkan bahwa Danuvius mampu berjalan tegak dengan dua kaki, serta menggunakan keempat anggota badannya saat memanjat pepohonan.
Para peneliti mengatakan, temuan ini menunjukkan bahwa bipedalisme berasal dari nenek moyang manusia dan kera besar yang mendiami Eropa, alih-alih berasal dari leluhur di Afrika, benua tempat spesies Homo sapiens pertama kali muncul sekitar 300.000 tahun lalu. Yang termasuk kera besar adalah simpanse, bonobo, gorila dan orangutan.
Sebelum penemuan ini, para peneliti percaya bukti fosil tertua bipedalisme dalam evolusi manusia berasal dari sekitar 6 juta tahun lalu di daerah yang kini masuk wilayah Kenya, dan jejak kaki manusia di Pulau Kreta, Yunani.
Ungkap perkembangan berjalan di atas dua kaki
Fosil-fosil dari Kenya ini adalah anggota garis keturunan manusia yang telah punah yang disebut Orrorin tugenensis.
Baca Juga: Turki Hapus Pelajaran Tentang Teori Evolusi di Sekolah Menengah
Jika Danuvius ternyata adalah leluhur manusia, ini berarti beberapa keturunannya pada suatu saat di masa lampau telah melakukan perjalanan menuju Afrika.
"Danuvius secara dramatis mengubah pandangan tentang mengapa, kapan dan di mana evolusi bipedalitas terjadi," kata ahli paleoantropologi Madelaine Böhme dari Universitas Tübingen di Jerman, yang memimpin penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature ini.
Penemuan Danuvius menghancurkan ide yang berlaku tentang evolusi bipedalisme. Selama ini para peneliti percaya bahwa sekitar 6 juta tahun yang lalu di Afrika Timur, leluhur manusia yang berbentuk seperti simpanse mulai berjalan dengan dua kaki setelah perubahan lingkungan menciptakan bentangan terbuka dan sabana di wilayah-wilayah yang sebelumnya didominasi rimba belantara.
"Paradigma ini sekarang menurun - atau, dengan kata lain, kita telah keliru," ujar Böhme seperti diberitakan DW Indonesia.
Danuvius menunjukkan, bahwa berjalan tegak dimulai dari atas pohon, bukannya di atas tanah. Selain itu, leluhur terakhir manusia dan kera tidak melalui tahap berjalan dengan membungkuk-bungkuk seperti yang diperkirakan sebelumnya, Böhme menambahkan.
Tengkorak lengkap belum ditemukan
Berita Terkait
-
Nyaris Dipaksa Main Tiga Game, Kevin / Marcus Angkat Topi Buat Wakil Jerman
-
Salip Tim-tim Besar Eropa, Ini Ranking Terbaru Timnas Futsal Indonesia
-
Puluhan Tahun Tenggelam, Restorasi Truk Perang Dunia 2 Ini Bikin Terpukau
-
Dari Karbida hingga LED, Begini Evolusi Teknologi Lampu Mobil
-
Awas, Jangan Lakukan 4 Hal Ini saat Sedang Liburan di Jerman
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu