Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi cara mantan pendahulunya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat menyisir anggaran satu per satu. Ia sedang menyiapkan aplikasi baru untuk mengatasi masalah sistem e-budgeting ini.
Hal tersebut disampaikan Anies melalui video yang diunggah ke kanal YouTube Deddy Corbuzier, Kamis (14/11/2019).
Pada awal video Anies menjelaskan bahwa tahun lalu dirinya telah mengetahui ada kelemahan dalam sistem e-budgeting.
"We found it last years, langsung bikin aplikasi upgrade-nya. Karena itulah kita bisa mulai gunakan Januari besok," ucap Anies.
Ia kemudian menceritakan bagaimana awal mula menemukan kelemahan sistem e-budgeting di tahun 2018.
"Saya mulai tugas akhir tahun 2017. 2018 ketemu nih, begitu ketemu, oke fix it. Kita bikin aplikasinya untuk upgrade sehingga tidak berulang. Bikin aplikasi itu setahun lebih," Anies menceritakan.
Deddy Corbuzier kemudian menimpali, "Bro bentar, kan 2017, Gubernur 2017 dong, Oktober 2017, sebelumnya Ahok, pada saat Ahok masalah ini ada enggak?"
Menurut Anies, masalah sistem e-budgeting ini juga terjadi di era pemerintahan Gubernur Ahok. Bahkan dia bersedia untuk menunjukkan buktinya.
"Karena itu dulu selalu dilihatin satu-satu. Saya ini begitu denger dilihatin satu-satu itu kayak gini lho, kalau memang kita pindah nih dari mesin ketik trus pindah ke Ms Word, trus mau ngitung jumlah kata pakai diitungin satu-satu, kenapa pakai Ms Word?" ujar Anies.
Baca Juga: Target Awal Meleset, Tanggap Darurat di NTB dan Sulteng Diperpanjang Lagi
Ia berpendapat bukan cara yang tepat jika sudah memakai sistem elektronik dalam menyusun anggaran tapi langkah memeriksanya dengan cara manual.
"Jadi saya begitu ketemu masalah di sini, dilihatin pakai mata, saya bilang 'no no no'," ucap Anies.
Anies merasa seharusnya sistem e-budgeting bisa mendeteksi ketika ada pengguna yang input data dengan nominal atau item komponen yang tidak wajar. Maka dari itu, ia memerintah jajarannya untuk membuat aplikasi baru sebagai upgrade.
Sebelumnya, kontroversi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta mulai menjadi sorotan warganet setelah anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) William Aditya Sarana mengungkapnya ke media sosial.
William menulis di Twitter, Selasa (29/10/2019), telah menemukan anggaran aneh pembelian lem Aibon senilai Rp 82 miliar lebih oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
Setelah banyak yang me-retweet cuitan itu, William pun membongkar anggaran-anggaran lain yang mencurigakan di Pemprov DKI Jakarta hingga kemudian memicu reaksi warganet.
Berita Terkait
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Sejarah Panjang Gudang Garam yang Kini Dihantam Isu PHK Massal Pekerja
-
Pengamat Intelijen: Kinerja Listyo Sigit Bagus tapi Tetap Harus Diganti, Ini Alasannya
-
Terungkap! Rontgen Gigi Hingga Tato Bantu Identifikasi WNA Korban Helikopter Kalsel
-
Misteri Dosen UPI Hilang Terpecahkan: Ditemukan di Lembang dengan Kondisi Memprihatinkan
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah
-
IPI: Desakan Pencopotan Kapolri Tak Relevan, Prabowo Butuh Listyo Sigit Jaga Stabilitas
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?