Suara.com - Kasus kematian gajah yang bangkainya ditemukan di area perkebunan sawit PT Atakana Company saat ini ditangani Kepolisian Resor (Polres) Aceh Timur. Sebelumnya, dikabarkan gajah tersebut tewas diduga karena keracunan.
Kapolres Aceh Timur AKBP Eko Widiantoro mengatakan, pihaknya sudah memeriksa enam saksi terkait kematian gajah tersebut.
"Penyidik telah memeriksa enam saksi. Mereka dimintai keterangan dalam penyelidikan dan pengusutan kasus kematian gajah," katanya seperti dilansir Antara di Idi Ibu Kota Aceh Timur pada Minggu (24/11/2019).
Eko menyebutkan saksi yang dimintai keterangan di antaranya dua orang dari PT Atakana Company, seorang dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh dan seorang dari BKSDA Resor Langsa.
"Kemudian, dua saksi lagi dari Conservation Response Unit, CRU Serbajadi, Aceh Timur. Jadi, jumlah saksi yang diperiksa sudah enam orang," katanya.
Terkait dengan saksi ahli, Eko mengatakan pihaknya akan memintai keterangan ahli. Namun, penyidik harus mengantongi hasil uji sampel dari laboratorium forensik Mabes Polri.
"Saksi ahli akan dimintai keterangan setelah adanya hasil uji laboratorium forensik. Dan kami akan terus mendalami kasus kematian satwa dilindungi tersebut," ujarnya.
Sebelumnya, seekor gajah betina usia 25 tahun ditemukan mati dalam area hak guna usaha (HGU) PT Atakana Company di Gampong (Desa) Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur pada Rabu (20/11/2019).
Hasil nekropsi atau autopsi tim BKSDA Aceh dan Polres Aceh Timur, gajah sumatra itu mati diduga akibat racun. Namun, kepastiannya menunggu hasil laboratorium forensik
Baca Juga: Gajah Liar Rusak Tanaman Perkebunan di Aceh
"Kami melihat ada hal tidak biasa dalam lambung gajah. Pakan atau makanan dalam lambung menghitam, jadi dugaan kita, gajah ini mati akibat memakan racun," kata Tim kesehatan hewan BKSDA Rosa Rika Wahyuni.
Berita Terkait
-
Fakta Miris Temuan Bangkai Gajah di Riau: Kepala Dipenggal, Gading Dipotong
-
Operasi Sapu Jerat, BKSDA Aceh Kumpulkan Puluhan Perangkap Hewan
-
Antisipasi Gangguan Harimau di Permukiman, BKSDA Aceh Datangkan Pawang
-
BKSDA Aceh Selamatkan Beruang Madu yang Terjerat Perangkap Babi
-
Dua Ekor Beruang Madu Terjerat Perangkap di Aceh
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Akses Bireuen-Aceh Tengah Kembali Tersambung, Jembatan Bailey Teupin Mane Resmi Rampung
-
Cara Daftar Mudik Nataru Gratis Kemenhub, Hanya untuk 3 Ribu Lebih Pendaftar Pertama
-
Jurus 'Dewa Penyelamat' UB Selamatkan 36 Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera
-
Prabowo Panggil Menteri ke Hambalang, Ada Target Soal Pembangunan Hunian Korban Bencana
-
Jadi Biang Kerok Banjir Kemang, Normalisasi Kali Krukut Telan Biaya Fantastis Rp344 Miliar
-
Gubernur Bobby Nasution Lepas Sambut Pangdam, Sumut Solid Atasi Bencana
-
Fakta Baru Pengeroyokan Maut Kalibata, Ternyata Lokasi Bentrokan Lahan Milik Pemprov DKI
-
LPSK Puji Oditur Militer: 22 Senior Penganiaya Prada Lucky Dituntut Bayar Ganti Rugi Rp1,6 Miliar
-
70 Cagar Budaya Ikonik Sumatra Rusak Diterjang Bencana, Menbud Fadli Zon Bergerak Cepat
-
Waspada Air Laut Tembus Tanggul Pantai Mutiara, Pemprov Target Perbaikan Rampung 2027