Suara.com - Sebuah unggahan di media sosial terkait menu makanan berasal dari babi yang konon meresahkan umat Muslim di salah satu daerah di Kanada, beredar beberapa hari lalu. Unggahan itu sempat viral karena sampai dibagikan ribuan kali, bahkan kemudian terpantau berpindah ke media sosial lain.
Isi unggahan itu cukup kontroversial, diberi judul "Babi di Canada" dan diawali kalimat pertanyaan: "Mengapa Canada menolak menghilangkan babi dari menu makanan sekolah?" Unggahan itu lantas juga menampilkan sejumlah kalimat kutipan yang konon berasal dari pejabat setempat di Kanada, yang antara lain terlihat seperti 'menceramahi umat Muslim' di sana.
Fakta yang Diperiksa
Narasi bahwa "Kanada menolak menghilangkan babi dari menu makanan sekolah", juga soal kutipan dari Gubernur Montreal atau Pemerintah Kota Dorval (di Kanada) yang isinya terkesan seperti 'menceramahi' umat Muslim di sana.
Hasil Penelusuran
Unggahan yang viral itu sendiri selengkapnya berbunyi begini:
BABI DI CANADA
Mengapa Canada menolak menghilangkan babi dari menu makanan sekolah?
Banyak orang islam di kanada meminta babi tidak dihidangkan di kantin kantin dan resto resto di montreal.
Jawaban gubernur motreal begini :
"Akhirnya, mereka ( orang orang muslim yang di Canada ) harus mengerti bahwa di Kanada (Quebec) dengan akar Yudeo-Kristen, pohon natal, gereja dan festival keagamaannya, agama harus tetap berada dalam wilayah pribadi.
Kotamadya Dorval benar menolak konsesi apapun terhadap Islam dan Syariah.
"Bagi umat Islam yang tidak setuju dengan sekularisme dan tidak merasa nyaman di Kanada, ada 57 negara Muslim yang indah di dunia, kebanyakan di antaranya berpenduduk padat dan siap menerima kalian dengan aturan halal sesuai dengan Syariah."
Baca Juga: Polisi Dapat Gelas Kopi Tertulis Nama Babi, Starbucks Pecat Karyawannya
"Jika Anda meninggalkan negara Anda untuk pindah ke Kanada, dan bukan ke negara-negara Muslim lainnya, itu karena Anda telah menganggap dan merasakan bahwa kehidupan anda pasti lebih baik di Kanada daripada di negara negara muslim lain. Jadi kalau anda sudah kami terima dengan baik dan anda sendiri nyaman dengan negara kami, jangan coba coba mengatur apa yang baik bagi kami karena tanpa aturan anda, bukankah kita semua sebagai warga Canada merasa lebih nyaman. Dan bagi yang merasa tidak nyaman kami membuka pintu seluas-luasnya untuk anda meninggalkan Canada. Jadi sekali lagi
Tanyakan pada diri Anda, sekali saja, "Mengapa saya merasakan lebih baik di sini di Kanada daripada tempat asal saya?"
Demikian pula untuk para Kadrun,
Kami bangsa Indonesia sudah nyaman dengan NKRI, demokrasi, Pancasila dan Bhineka tunggal Ika, Bila kalian merasa tidak nyaman, silahkan pergi ke negara negara yang menerapkan syariah dan khilafah. Jangan bikin aturan sendiri."
Sebagaimana antara lain telah dipublikasikan oleh situs kolaborasi Cekfakta.com dengan hasil lengkap verifikasi dimuat oleh laman Turnbackhoax.id, unggahan itu dimuat oleh akun bernama Anggoro Ruwanto pada 29 November 2019. Belakangan, unggahan itu sudah tidak bisa dilihat/diakses atau telah dihapus, namun Turnbackhoax.id telah mengarsipkannya.
Yang pasti, saat di-screeshoot dan dilakukan pengarsipan (sebagaimana gambar terlampir), unggahan itu sudah dibagikan lebih dari 3.000 kali. Lebih jauh, belakangan ditemukan konten itu juga telah dibagikan ulang di media sosial lain, setidaknya seperti dalam utas (thread) di platform Twitter yang juga telah dikumpulkan ini.
Faktanya, konten ini sendiri merupakan hoaks alias kabar palsu yang bukan saja tidak mengandung kebenaran, namun juga sebenarnya merupakan konten hoaks yang masih beredar dan terus diulang selama bertahun-tahun. Pernah ada beberapa modifikasi atau versi berbeda dari hoaks ini, termasuk untuk nama kota atau tempatnya, maupun kalimat narasi tambahan yang menyertai, namun inti kontennya sama.
Thatsnonsense.com, salah satu situs pemeriksa isu-isu di internet, tahun 2018 lalu pun telah menegaskan kembali ketidakbenaran konten ini. Dalam publikasinya itu pula, situs tersebut menyebut bahwa jauh sebelumnya yakni di awal tahun 2015, Pemerintah Kota Dorval yang merupakan sebuah kota kecil di daerah Montreal, Kanada, sudah memberi klarifikasi sekaligus bantahan atas hoaks ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Korupsi Tax Amnesty: Kejagung Sebut Periksa Sejumlah Nama Sebelum Pencekalan, Termasuk Bos Djarum?
-
Anggaran Bantuan Hukum Warga Miskin di Jember Mengalami Penurunan
-
Detik-detik Tembok Sekolah di Palmerah Roboh: Udah Goyah, Lari Selamatkan Diri dari Api
-
Kementerian HAM Akan Kumpulkan Seluruh Data Hak Asasi Manusia Lewat Platform Ini
-
Ngeri! Cekcok di RS Duta Indah Berujung Petaka, Wanita Dihajar Mantan Suami Sampai Gigi Rontok
-
KPK Kembalikan Aset Korupsi Taspen, Anggota DPR: Ini Harus Jadi Standar Penyelesaian Kasus
-
Jejak Intelektual Dwinanda Linchia Levi: Dosen Brilian Untag yang Tewas Misterius di Hotel
-
Roy Suryo 'Disikat' Polisi, Dicekal ke Luar Negeri Malah Cuma Senyum: Misi di Australia Beres!
-
MK Batalkan Skema HGU 190 Tahun di IKN, DPR Usulkan Prabowo Terbitkan Perppu
-
Lebih Dekat, Lebih Hijau: Produksi LPG Lokal untuk Tekan Emisi Transportasi Energi