Suara.com - Setelah diprotes warga, Partai Gerindra dan Demokrat, dua fraksi di DPRD DKI meminta agar Rumah Pemotongan Hewan (RPH) babi di kawasan Jalan Peternakan, Kapuk, Jakarta Barat ditutup.
Hal itu diungkap saat penyampaian pemandangan umum fraksi-fraksi terhadap Raperda tentang APBD DKI Tahun 2020. Kedua partai itu menyampaikan pandangan yang sama soal rumah jagal babi.
Sekretaris Fraksi partai Gerindra DPRD DKI Jakarta Purwanto mengatakan, RPH itu mengganggu warga karena menghasilkan limbah. Bahkan, limbah itu tidak hanya kotor tapi juga menghasilkan bau yang tidak sedap.
Selain itu, ia beranggapan limbah itu juga memberi dampak pada kegiatan usaha warga. Usaha makanan di sekitar RPH disebutnya merugi akibat adanya bau tak sedap.
"Semestinya ditutup karena sudah bertentangan dengan Perda DKI nomor 4 tahun 2007 tentang pengendalian pemeliharaan dan peredaran unggas," ujar Purwanto di ruang rapat paripurna, gedung DPRD DKI, Rabu (4/12/2019).
Ia menganggap PT Dharma Jaya selaku BUMD yang mengelola RPH itu tidak mengikuti aturan standar rumah potong.
Terlebih lagi, kata Purwanto, RPH itu tidak produktif karena babi yang dipotong hanya sekitar 200 hewan setiap harinya atau memenuhi hanya 10 persen kebutuhan pasokan babi di DKI. Bahkan, Purwanto juga meminta agar RPH yang menempati lahan seluas 5 hektare itu diganti dengan usaha yang lain.
"Jika pelaku usaha saja sudah dilarang jika bertentangan dengan Perda tersebut, mengapa PT Darmajaya selaku BUMD tidak menyesuaikan," kata dia.
Sementara itu, Ketua Fraksi Demokrat, Desie Christhyana Sari juga menyampaikan hal serupa. Ia juga meminta RPH itu ditutup karena banyak menerima keluhan dari warga sekitar.
Baca Juga: PKS Sebut Mega Rendahkan Prabowo soal Stateless, Gerindra: Jangan Nyinyir!
"Kami meminta agar rumah potong Babi di daerah Kapuk Jakarta Barat segera ditutup karena meresahkan warga," katanya.
Berita Terkait
-
Ungkap Anggaran Lem Aibon Divonis Salah, Pendiri PAN Bandingkan Era Ahok
-
Bongkar Skandal Lem Aibon, PSI: William Tak Layak Dijatuhi Sanksi
-
Nasib Dipegang Pimpinan DPRD, BK Sebut William PSI Berpeluang Kena Sanksi
-
PSI Tanggapi Sanksi yang Bakal Dijatuhkan pada William Aditya
-
Menteri Tito Sindir Anies, PDIP: Jakarta Masih Banyak Kampung Kumuh
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
-
Sepanjang Semester I 2025, Perusahaan BUMN Lakukan Pemborosan Berjamaah Senilai Rp63,75 Triliun
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
Terkini
-
Polisi Tangkap Bos Terra Drone Michael Wishnu Wardana, Ini Sosoknya
-
WWF Indonesia Sebut Banjir Sumatra Bukan Kesalahan Menhut Sekarang, Ini Alasannya
-
Geger Kayu Log Terdampar di Lampung: Polisi Pastikan Milik Minas Pagai Lumber, Kasus Dihentikan
-
Tangis Korban Ayu Puspita Pecah: Venue Belum Dibayar H-1, Kerugian Kini Tembus Rp26 Miliar
-
Operasi Anak Usaha PT Sago Nauli Plantation Disetop Paksa KLH, Jadi Biang Kerok Banjir Sumatra?
-
Mahfud MD Soroti 1.038 Penahanan Aktivis Pasca-Demo Agustus, Desak Kapolri Lakukan Penyisiran Ulang
-
Aceh Masih Gelap Pascabencana, DPR Desak ESDM Percepat Pemulihan Listrik
-
Otto Hasibuan Heran: Masyarakat Benci Polri, Tapi Orang Ramai Rela Bayar Demi Jadi Polisi
-
Mobil Berstiker BGN Tabrak Sekolah di Cilincing, 19 Siswa Jadi Korban, Polisi Dalami Motif Sopir
-
Update Bencana Sumatera 11 Desember: 971 Orang Meninggal, 255 Hilang