Suara.com - Juru Bicara Partai Gerindra Habiburokhman berharap kalau Presiden Joko Widodo atau Jokowi bisa memilih aktivis untuk dijadikan salah satu dari pejabat Dewan Pengawas (Dewas) KPK. Dirinya meyakini kalau Jokowi tidak akan salah pilih orang untuk menjadi Dewas KPK.
"Tentu kita ingin dan pasti Pak Jokowi menujuk orang yang paling keren. Paling top untuk menjadi dewan pengawas itu," kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Jumat (6/12/2019).
Habiburokhman menilai Jokowi akan berkomitmen demi tetap berjalannya lembaga antirasuah tersebut. Karena itu, dirinya yakin anggota Dewas KPK yang akan dipanggil Jokowi tentu bukan orang sembarang.
Dengan begitu, Habiburokhman menyebut kalau Jokowi mesti memenuhi target yang sudah dicanangkannya tersebut.
"Tentu beliau Pak Jokowi berkepentingan agar KPK ini bisa jalan, karena kan beliau harus meninggalkan legacy," ujarnya.
Lebih lanjut Habiburokhman tidak begitu detail mengetahui apakah Jokowi sudah berkomunikasi dengan DPR RI perihal pembentukan Dewas KPK.
"Saya pikir itu hak prerogatif beliau ya. Kalau komunikasi secara resmi mungkin saja ada, tetapi itu hak prerogatif pak Jokowi," tandasnya.
Menjelang pelantikan Dewas KPK yang ditetapkan akan digelar pada 20 Desember mendatang, kisi-kisi soal formasi Dewas KPK belum juga muncul dari Istana. Wakil Presiden Ma'ruf Amin pernah menyebutkan kalau hingga saat ini Jokowi masih mencari-cari siapa yang cocok untuk menjadi Dewas KPK.
"Itu kan lagi dicari oleh presiden," kata Ma'ruf di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (4/12/2019).
Baca Juga: Pengangkatan Dewas KPK Harus Sesuai dengan UU KPK
Dewas KPK merupakan bagian di dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 tentang KPK. Dalam aturannya itu, Dewas KPK akan diisi oleh 5 orang yang terdiri dari 1 orang menjadi ketua dan 4 orang menjadi anggota.
Menanggapi pertanyaan soal kandidat-kandidat pejabat Dewas KPK, Ma'ruf tidak menjawabnya. Ia lebih menyerahkan kewenangan kepada Jokowi.
"Ya, tanya presiden lah, yang berwenang untuk sampaikan kan presiden, kewenangannya presiden. Nanti yang akan mengumumkan presidenlah. Tunggu saja nanti," katanya.
Berita Terkait
-
2 Kali Mangkir, KPK Kembali Panggil Anggota DPR Melchias Mekeng
-
Suap Impor bawang, Eks Anggota DPR I Nyoman Dhamantra Segera Disidang
-
Tunggak PBB Capai Rp 5,4 Miliar, KPK Segel Baywalk Mal Pluit
-
Baywalk Mal Pluit Disegel karena Tunggak Pajak Rp 5,4 Miliar
-
Memalukan, 11 Mobil Mewah Nunggak Pajak Akhirnya di Segel KPK dan BPRD DKI
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
Terkini
-
Hidup di Balik Tanggul Luat Raksasa: Kisah Warga Tambakrejo Membangun Harapan dari Akar Mangrove
-
Gaduh Internal Gerindra, Ini 4 Alasan Kader Daerah Tolak Keras Budi Arie
-
TB Hasanuddin: Larangan Polisi Duduki Jabatan Sipil Sudah Jelas, Tapi Pemerintah Tak Pernah Jalankan
-
Status Firli Bahuri Jadi 'Senjata', Keyakinan Roy Suryo Cs Tak Ditahan di Kasus Ijazah Jokowi
-
Polda Metro Jaya Jamin Profesionalisme, Ungkap Alasan Roy Suryo Cs Tak Ditahan Usai Diperiksa 9 Jam
-
BPJS Ketenagakerjaan Gelar Diskusi Panel: Perkuat Transparansi Pengelolaan Dana Jaminan Sosial
-
Prabowo Dengar, Alasan Kader Gerindra Menjerit Tolak Budi Arie
-
Yusril Beberkan Rencana 'Pemutihan' Nama Baik Napi, Ini Beda Rehabilitasi dan Hapus Pidana
-
Transjakarta Belum Bisa PHK Karyawan Terduga Pelaku Pelecehan, Tunggu Bukti Baru
-
Geledah Dinas Pendidikan Riau, KPK Cari Jejak Bukti Korupsi di Balik Kasus Pemerasan Gubernur