Suara.com - Wakil Presiden, KH Ma'ruf Amin menyatakan yakin, nilai-nilai kesetiakawanan sosial mampu mengatasi dua tantangan besar bangsa, yakni intoleransi dan kemiskinan. Dua tantangan ini bisa mengancam keutuhan bangsa bila tidak serius diatasi.
Menurut Wapres, intoleransi bisa dalam bentuk perbedaan agama, etnisitas, perbedaan pendapat, juga perbedaan sikap politik.
"Sikap intoleransi semakin hari, semakin menguat. Intoleransi, bila dibiarkan bisa menjadi bibit tumbuhnya radikalisme, dan bahkan dalam bentuk ekstrem bisa menjadi bibit terorisme," kata Wapres, dalam sambutannya di Puncak Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2019, di Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan, Jumat (20/12/2019).
Hadir didamping Ibu Wury Ma'ruf Amin, Wapres menyatakan, nilai kesetiakawanan sosial bisa mengikis intoleransi dengan mengembangkan sikap saling menghargai perbedaan, baik perbedaan agama, atau perbedaan lainnya.
"Dengan semangat toleransi, bisa memperkuat dan menjaga karakter masyarakat Indonesia yang majemuk," katanya.
Masalah kedua adalah masalah kemiskinan dan ketimpangan sosial. Menurut Wapres, selama pemerintahan Joko Widodo, angka kemiskinan sudah berhasil ditekan di bawah 1 digit, hingga mencapai 9,41 persen.
Namun bagi Wapres, angka itu setara dengan sekitar 25 juta jiwa masyarakat kurang mampu. Di lain pihak, angka ketimpangan antara yang kaya dan miskin juga masih cukup lebar.
"Kasus konflik sosial, akarnya adalah lebarnya ketimpangan pendapatan. Usaha peningkatan pendapatan dengan program pemberdayaan masyarakat hanya bisa terlaksana bila dalam jiwa masyarakat memiliki rasa kesetiakawanan sosial yang tinggi," kata Ma'ruf.
Kesetiakawanan sosial bisa menumbuhkan kerelaan untuk membantu. Usaha besar membantu usaha kecil, kelompok kaya membantu yang kurang mampu.
Baca Juga: Kemensos Apresiasi Masukan Ombudsman Terkait Program Keluarga Harapan
"Maka akan terjadi transfer kapasitas ekonomi untuk menutup ketimpangan ekonomi," katanya.
Dalam kesempatan itu, Menteri Sosial (Mensos) Juliari P. Batubara melaporkan kepada Ma'ruf bahwa kesetiakawanan sosial adalah nilai dasar yang terwujud dalam bentuk pikiran, sikap, dan tindakan saling peduli dan berbagi yang dilandasi oleh kerelaan, kesetiaan, kebersamaan, toleransi, dan kesetaraan untuk meningkatkan harkat, martabat, dan harga diri setiap warga negara Indonesia.
Mensos menekankan, di dalam masyarakat Indonesia tumbuh jiwa dan semangat kebersamaan, kegotongroyongan, kekeluargaan dan kerelaan berkorban tanpa pamrih.
"Ini harus terus dikembangkan, direvitalisasi, didayagunakan dalam kehidupan berbangsa," katanya, yang hadir didampingi istri, Grace Claudia P Batubara.
Menurut Juliari, saat ini, bangsa Indonesia masih berhadapan dengan berbagai masalah kesejahteraan sosial, yang meliputi kemiskinan, keterlantaran, ketunaan, keterpencilan dan kebencanaan yang jumlahnya tidak kecil.
"Sementara pemerintah memiliki kemampuan terbatas, sehingga diperlukan peran serta masyarakat. Kesetiakawanan sosial masa kini adalah instrumen menuju kesejahteraan masyarakat melalui gerakan peduli dan berbagi oleh, dari dan untuk masyarakat baik sendiri-sendiri maupun secara bersamaan berdasarkan nilai kemanusiaan, kebersamaan, kegotongroyongan dan kekeluargaan yang dilakukan secara terencana, terarah dan berkelanjutan menuju terwujudnya Indonesia sejahtera," tambah Mensos.
Berita Terkait
-
Peringatan HKSN 2019, Peserta Ekspo di Banjarmasin Berdatangan
-
Mensos: Bengkel Kerja untuk Penyandang Disabilitas Ikut Wujudkan Prioritas
-
Kemensos Salurkan Bantuan Banjir Solok Selatan Rp 1,6 Miliar
-
Kemensos Lepas Tim Ekspedisi Lintas Batas Kesetiakawanan Sosial
-
Kemiskinan Desa 13%, Mensos : Presiden Ingin Desa Jadi Penggerak Ekonomi
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Kemensos Siapkan Jaminan Hidup Korban Bencana Sumatra Selama 3 Bulan
-
Kubu Roy Suryo Ungkap Detik-detik 'Penyusup' Kepergok Masuk Ruang Gelar Perkara Kasus Ijazah Jokowi
-
Prabowo Kunjungan di Sumatra Barat, Tinjau Penanganan Bencana dan Pemulihan Infrastruktur
-
Viral Tumpukan Sampah Ciputat Akhirnya Diangkut, Pemkot Tangsel Siapkan Solusi PSEL
-
KPK Buka Peluang Periksa Istri Ridwan Kamil di Kasus Korupsi Bank BJB, Sebut Perceraian Tak Pengaruh
-
Membara Kala Basah, Kenapa Kebakaran di Jakarta Justru Meningkat Saat Hujan?
-
Keroyok 'Mata Elang' Hingga Tewas, Dua Polisi Dipecat, Empat Lainnya Demosi
-
Disebut-sebut di Sidang Korupsi Chromebook: Wali Kota Semarang Agustina: Saya Tak Terima Apa Pun
-
Kemenbud Resmi Tetapkan 85 Cagar Budaya Peringkat Nasional, Total Jadi 313
-
Bukan Sekadar Viral: Kenapa Tabola Bale dan Tor Monitor Ketua Bisa Menguasai Dunia Maya?