Suara.com - Gubernur Sumatra Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengaku belum menerima salinan Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 820/KPTS/PK.320/M/12/2019 tentang penetapan wabah penyakit demam babi Afrika di beberapa kabupaten/kota di Sumut.
"Saya belum menerima, tapi saya sudah dengar. Itu perlu keabsahan. Dengan penetapan itu wabah, berarti sikap akan berbeda. Sampai tahap pemusnahan mungkin, kalau itu benar-benar menjadi suatu keputusan. Saya akan baca ini," katanya kepada wartawan di Medan, Sabtu (21/12/2019).
Ia mengatakan bahwa penetapan sebagai wabah akan menimbulkan konsekuensi dalam penanganan penyebaran penyakit demam babi Afrika di wilayah Sumatera Utara, termasuk pemberian ganti rugi kepada peternak yang babinya dimusnahkan.
"Kalau ada pemusnahan, rakyat tidak boleh rugi. Pasti ada penggantian. Rakyat ini juga harus tahu, jangan dengan demikian nanti menjadikan hal-hal yang tidak baik, terus dimasukkan babi-babi dari mana-mana, hanya sekedar untuk mengambil ganti ini. Tapi saya yakin rakyat kita tidak demikian, ini adalah musibah untuk kita," katanya.
Edy menyatakan akan lebih dulu mempelajari Keputusan Menteri Pertanian mengenai penetapan wabah penyakit demam babi Afrika di wilayahnya.
"Ini kan ada tim khusus untuk ini. Kami belum tahu karena hasil ujinya di dia, nanti kami akan lihat. Soal anggaran, kalau itu dari wabah nasional, pasti dari pusat lah. Pelaksananya daerah," katanya.
Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatera Utara mencatat hingga 30 ribu babi mati karena terserang penyakit. Kematian babi terjadi di Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Tebing Tinggi, Siantar, dan Langkat. (Antara).
Berita Terkait
-
Demam Babi Afrika Teror Indonesia, 30 Ribu Babi di Sumut Mati
-
Ilmuwan : Butuh 5 Tahun Bikin Vaksin untuk Atasi Virus Demam Babi Afrika
-
Edy Rahmayadi: Pelaku Bom Bunuh Diri Sakit Jiwa!
-
Bom Bunuh Diri Polres Medan, Gubernur Sumut Fokus Amankan Aset
-
Pakar : JIka di Sumut Ditemukan ASF, Virus Itu Tidak Menular ke Manusia
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Lahan Parkir Milik BUMD DKI Disegel karena Ilegal, Pramono Anung Kasih Dukungan: Memang Pantas
-
Paman di Jakarta Timur Tega Perkosa Keponakan Sendiri saat Ditinggal Orang Tua Berdagang
-
Menkeu Purbaya Diancam Diceraikan Istri Gegara Hampir Menyerah Belajar Ekonomi
-
Kepala LKPP Diisi Sarah Sadiqa, PDIP Pasrah usai Hendrar Prihadi Dicopot Prabowo, Mengapa?
-
Tuntutan TGPF 98 di PTUN: Desak Fadli Zon Cabut Pernyataan dan Minta Maaf ke Publik
-
Petaka Santap MBG, Ratusan Siswa 2 Daerah Muntah Massal, Ikan Cakalang dan Ayam Woku Jadi Biang?
-
Absennya PDIP di Kabinet Disebut Ada Strategi Prabowo di Baliknya, Lepas Bayang-bayang Jokowi?
-
Satire Berkelas Wisudawan Rayakan Kelulusan Sambil Pegang Ijazah: Jokowi Mana Bisa Gini
-
Operasi Tanpa Izin, Dishub Segel Dua Lokasi Parkir Milik BUMD Dharma Jaya
-
Cabuli Keponakan Sambil Direkam, Aksi Bejat Paman Terbongkar usai Ortu Korban Lihat Kiriman Email