Suara.com - Pemerintah mengirimkan 120 nelayan untuk mencari ikan di perairan Natuna sebagai imbas dari masuknya kapal ikan China di Zona Ekslusif Ekonomi (ZEE) Indonesia.
Menanggapi itu, Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) menyebut para nelayan rentan bahaya.
Mulanya juru bicara KIARA Susan Herawati mempertanyakan soal jaminan keamanan yang diberikan pemerintah kepada nelayan Pantura yang dikirim ke perairan Natuna.
"Nelayan tradisional memang harus kembali turun melaut, tapi permasalahannya, bagaimana dengan perlindungan negara?" kata Susan saat dihubungi Suara.com pada Selasa (7/1/2020).
Sebelumnya, Badan Keamanan Laut (Bakamla) menjamin kalau nelayan yang dikirimkan tersebut akan mendapatkan perlindungan dari aparat keamanan. Namun di sisi lain, Susan justru berpandangan kalau para nelayan tersebut rentan akan keamanannya.
"Rentan, karena mereka ditaruh di wilayah konflik (ibaratnya seperti itu) di tengah posisi Kemenko Maritim yang lembek di hadapan Tiongkok," ujarnya.
Kata Susan, jaminan keamanan tersebut juga harus diselaraskan dengan upaya konkrit, seperti mengerahkan Satuan Tugas Pemberantasan Penangkapan Ikan Secara Ilegal.
"Perlindungan harus dibarengi dengan upaya konkret, Satgas 115 dilebur PSDKP. Itu saja jadi simbol negara tidak punya political will untuk melindungi nelayannya," katanya.
Untuk diketahui, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD menyatakan pemerintah bakal mengirim banyak nelayan untuk melaut di perairan Natuna.
Baca Juga: Arief Poyuono Bela Prabowo soal Kisruh Natuna: Bukan Lembek, Tapi...
Hal itu disampaikan Mahfud ketika menerima kunjungan dari 120 nelayan di wilayah Pantura yang menyatakan siap bermigrasi dari Jawa menuju perairan Natuna di kantornya, Senin (6/1/2020) kemerin.
Mahfud mengatakan bahwa pengiriman nelayan ke Natuna sudah sesuai dengan instruksi Presiden Jokowi. Dalam instruksinya, Jokowi ingin memperkuat keberadaan Indonesia di Natuna dengan dua cara, yaitu patroli dan kegiatan melaut.
Namun Mahfud belum memastikan kapan waktu para nelayan tersebut dapat melaut di Natuna.
Tag
Berita Terkait
-
Coast Guard China Masih Berkeliaran, Bakamla Kirim Dua Kapal ke Natuna
-
Asal Ada Jaminan, Nelayan Rembang Siap Mencari Ikan di Perairan Natuna
-
Buntut Klaim China, Bakamla Siap Kawal Nelayan di Perairan Natuna
-
Arief Poyuono Bela Prabowo soal Kisruh Natuna: Bukan Lembek, Tapi...
-
Lakukan Pengawasan di Perairan Natuna, Menteri KKP: Kita Tak Boleh Kalah
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga