Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut Indonesia tengah mengalami obesitas regulasi. Menurutnya, perlu adanya pembenahan terhadap regulasi yang tumpang tindih salah satunya melalui Omnibus Law.
Hal itu dikatakan Jokowi saat berpidato di acara sidang pleno laporan tahunan Mahkamah Konstitusi (MK) di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat pada Selasa (28/1/2020). Jokowi menyampaikan pemerintah terus memperbaiki undang-undang dan juga memangkas sejumlah regulasi.
"Saya memperoleh laporan bahwa terdapat 8.451 Peraturan Pusat, 15.985 Peraturan Daerah. Kita mengalami hiper-regulasi, obesitas regulasi. Membuat kita terjerat oleh aturan yang kita buat sendiri terjebak dalam keruwetan dan kompleksitas," kata Jokowi.
Jokowi mengemukakan situasi politik maupun ekonomi dunia telah mengalami perubahan yang begitu cepat dan kompleks. Selain itu, persaingan yang tercipta kekinian pun semakin ketat.
Sehingga, kata Jokowi, perlu adanya pembenahan terhadap regulasi yang obesitas di Indonesia. Hal itu, kata dia, semata-mata dimaksudkan agar tidak mempersulit Indonesia dalam bersaing dengan negara-negara lain.
"Melalui satu Omnibus Law berbagai ketentuan dalam puluhan undang-undang akan dipangkas, disederhanakan dan di selaraskan," katanya.
Jokowi lantas menyampaikan kekinian pemerintah telah menyiapkan Omnibus Law terkait Perpajakan dan Cipta Lapangan Kerja. Dalam waktu dekat ini menurutnya akan segera disampaikan kepada DPR RI.
"Omnibus Law memang belum populer di Indonesia, tapi telah banyak diterapkan di berbabagi negara seperti Amerika. Ini adalah sebuah strategi reformasi regulasi."
Baca Juga: 5 Alasan Omnibus Law Juga Mengancam Jurnalis
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Misteri Dosen UPI Hilang Terpecahkan: Ditemukan di Lembang dengan Kondisi Memprihatinkan
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?
-
SBY: Seni Bukan Hanya Indah, Tapi 'Senjata' Perdamaian dan Masa Depan Lebih Baik
-
Hartanya Lenyap Rp 94 Triliun? Siapa Sebenarnya 'Raja Kretek' di Balik Gudang Garam
-
3 Fakta Viral Lutung Jawa Dikasih Napas Buatan Petugas Damkar, Tewas Tersengat Listrik di Sukabumi!
-
Bos Gudang Garam Orang Kaya Nomor Berapa di Indonesia versi Forbes? Isu PHK Massal Viral