Suara.com - Pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya naik sekitar 5,02 persen selama tahun 2019. Angka tersebut naik dibandingkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2018.
Tentunya, hal tersebut menyebabkan peningkatan ekonomi pada tataran kepulauan lebih rendah daripada peningkatan ekonomi nasional. Contohnya, Papua dan Maluku yang kekinian disebut tertekan tingkat ekonominya.
Staf Khusus Presiden Arif Budimanta menerangkan, penurunan pertumbuhan ekonomi di Maluku dan Papua disebabkan oleh sektor pertambangan dan penggalian. Tercatat, penurunan tersebut mencapai minus 43,21 persen.
"Kita lihat misalnya Sumatra lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi nasional. Kalimantan hampir mendekati dan yang tertekan Maluku dan Papua. Maluku dan Papua kontraksi karena pertambangan -43,2 persen. Hilirasasi dan peningkatan nilai tambah penting, agar ketergantungan terhadap fluktuasi komoditas tak terjadi lagi," kata Arif di Wisma Negara, Jakarta, Senin (10/2/2020).
Menurutnya strategi untuk menangkal masalah tersebut adalah dengan mengembangkam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Maka, Papua dan wilayah Indonesia Timur lainnya tak bergantung pada komoditas yang fluktuatif -naik turun.
"Untuk itu, maka strateginya salah satunya yang dikembangkan adalah KEK, karena diarahkan ke pengembangan nilai tambah. Apakah di Seimangkei, atau KEK di Kaltim," kata dia.
"Itu semua diarahkan ke Petrokimia. Jadi ini adalah strategi dari transformasi ekonomi sehingga ketergantungan kita terhadap fluktuasi komoditas akan berkurang," Arif menambahkan.
Lebih jauh, Arif berpendapat perlu adanya pengembangan Sumber Daya Perikanan serta Kayu. Hal itu dia utarakan mengigat adanya potensi besar dalam sektor tersebut di Papua.
"Untuk itu misalnya di Papua selain hilirisasi juga pengembangan SD perikanan dan kayu-nonkayu. Mengingat potensi yang besar," tutupnya.
Baca Juga: Jokowi Pidato Menggunakan Bahasa Indonesia di Parlemen Australia
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf