Suara.com - Pemerintah melakukan evaluasi soal penyaluran dana desa yang dinilai belum tepat pada sasarannya. Satu persoalan yang mengakibatkan tidak tepat sasaran itu yakni karena data yang ada.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan data penerima dana desa dianggap sebagai salah satu penyebab penyaluran dana desa tidak tepat sasaran.
Untuk memperbaiknya, maka sejumlah menteri terkait yang mengatur soal dana desa bersepakat untuk mewujudkan percepatan pembangunan satu data Indonesia sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 39 Tahun 2019 tentang satu data Indonesia.
"Satu data Indonesia itu terutama data kemiskinan, stunting itu bisa jadi satu maka kita akan bisa menyelesaikan masalah lebih sistemik, targetnya juga lebih terukur dan seterusnya," kata Muhadjir di Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2020).
Muhadjir menjelaskan bahwa pemutakhiran data tetap dari Badan Pusat Statistik (BPS), kemudian ditambah dengan data kemiskinan dari Kementerian Sosial.
Di situ kata dia, akan terjadi pemutakhiran data. Saat ini kondisi itu juga akan diupayakan dilakukan oleh berbagai kementerian terkait seperti Kementerian Keuangan hingga KemenPUPR agar menggunakan satu data yang sama di bawah tanggung jawab Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Selain data, Muhadjir juga mengungkapkan beragam masalah mengapa penyaluran dana desa tidak tepat sasaran. Pemetaan bagi keluarga yang miskin termasuk menjadi masalah teknisnya.
Ia memaparkan bahwa rumah tangga yang masuk ke dalam kategori miskin yakni 9,4 persen dari 157 juta penduduk, atau 116 ribu keluarga berdasarkan data per September 2019. Menurutnya mereka yang menjadi sasaran utama.
"Itu menyebar, tidak berada di kantong-kantong tertentu, tapi memang ada wilayah tertentu yang punya konsentrasi-konsentrasi dan itu yang akan kita petakan," pungkasnya.
Baca Juga: Pemerintah Baru Mau Data WNI Eks ISIS, Pemulangan Belum Fix!
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta