Suara.com - Lembaga survei Indo Barometer menemukan sebanyak 18,4 persen responden paling mengenal Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dibanding menteri-menteri lainnya di Kabinet Indonesia Kerja. Prabowo juga dinilai menjadi menteri dengan predikat terbaik dari segi kinerja.
Terkait itu, Maria Catarina Sumarsih salah satu ibu dari korban Semanggi I ikut mengomentari terkait hasil survei tersebut. Meskipun citra Prabowo semakin membaik setelah berkoalisi dengan pemerintah, namun Sumarsih tidak pernah lupa dengan catatan merah yang pernah dibuat Prabowo.
Saat masih menjabat sebagai Danjen Kopassus, Prabowo membentuk Tim Mawar yang terdiri dari 11 prajurit Kopassus. Tim Mawar disebut melakukan penculikan aktivis 1997-1998.
"Tidak akan hilang, karena kami selalu menyuarakan terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM berat dan sampai sekarang kami masih menuntut kepada pemerintah untuk menyelesaikannya," kata Sumarsih saat dihubungi Suara.com, Senin (17/2/2020).
Salah satu inisiator Aksi Kamisan itu menjelaskan bahwa catatan pelanggaran HAM berat tidak bisa dilepaskan begitu saja meskipun Prabowo kini telah menjadi menteri.
Masih terngiang di ingatannya kala masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang mempertemukan Jokowi dan Prabowo untuk bertarung kedua kalinya.
Pada saat itu, masyarakat kembali disajikan soal informasi pemecatan Prabowo oleh dewan kehormatan perwira yang diceritakan oleh Agum Gumelar. Sidang DKP itu mengungkapkan salah satu alasan pemecatan Prabowo yakni terkait denhan penugasan Tim Mawar untuk menculik aktivis pro demokrasi.
Namun setelah itu tidak ada lagi langkah-langkah untuk mengadili para pelanggar HAM masa lalu. Selain itu, Sumarsih juga menyebut kalau ada upaya untuk melupakan kasus-kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu.
Meski begitu, Sumarsih masih meyakini akan ada masyarakat lainnya yang tidak lupa dengan pelanggaran HAM masa lalu dan tetap memperjuangkannya untuk segera dituntaskan.
Baca Juga: Prabowo Menteri Terbaik, PDIP: The Right Man on the Right Place
Berbicara soal survei Indo Barometer, Sumarsih menilai kalau hasil citra yang baik itu bisa dibuat.
Bukan tidak mungkin pula menurutnya kalau citra yang bagus tersebut memang sengaja dibuat untuk bekal Prabowo di Pemilihan Presiden 2024.
"Tetapi masyarakat Indonesia saya rasa juga masih ada yang memiliki rasa cinta terhadap setiap manusia," ujarnya.
"Artinya pelanggaran HAM berat itu tidak boleh terulang lagi dengan cara memperjuangkan para pelanggar HAM berat itu dibuat jera diadili di meja pengadilan," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Fahri Hamzah: Wajar Prabowo Peringkat Satu, Survei Capres Saja Nomor Dua
-
Resmi! Pelanggaran HAM Berat Pertama Rezim Jokowi: Paniai Berdarah
-
Prabowo Teratas di Indo Barometer, PDIP: Kerja Gak Bagus yang Jelek Jokowi
-
Prabowo Menteri Terbaik, PDIP: The Right Man on the Right Place
-
Prabowo Terpopuler di Indo Barometer, Azis: Posisi 2 dan 3 Karya Golkar
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
Terkini
-
WALHI Kritik Rencana Prabowo Tanam Sawit dan Tebu di Papua: Tak Punya Hati dan Empati!
-
7 Fakta Ganjil Kebakaran Ruko Terra Drone: Izin Lolos Tanpa Tangga Darurat?
-
Fakta Baru Kebakaran Ruko Terra Drone: Pemilik Lepas Tangan, Perawatan Rutin Nihil
-
5 Momen Dasco Jadi 'The Crisis Manager' di Tahun 2025
-
Dampak Banjir dan Longsor Sumut Kian Parah, 360 Orang Meninggal dan Puluhan Ribu Mengungsi
-
Perpol Jabatan Sipil Polri Jadi Bola Panas, Komisi Reformasi Turun Tangan Bahas Polemik
-
KPK Pastikan Perceraian Atalia-RK Tak Hambat Kasus BJB, Sita Aset Tetap Bisa Jalan
-
Prabowo Ingin Papua Ditanami Sawit, Demi Hemat Impor BBM Rp 520 Triliun?
-
Isi Amplop Terkuak! Kubu Roy Suryo Yakin 99 Persen Itu Ijazah Palsu Jokowi: Ada Foto Pria Berkumis
-
7 Fakta Kunci Pemeriksaan Gus Yaqut di KPK, Dicecar 9 Jam soal Kuota Haji