Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku senang telah menurunkan peringkat Jakarta sebagai salah satu kota termacet di dunia meski tingkat kemacetannya tak berubah. Dalam satu tahun sejak 2018, Jakarta turun dari posisi tujuh ke-10.
Data yang disebut Anies itu merupakan hasil survei laman penyedia informasi kemacetan kota dunia, tomtom.com. Meski turun peringkat, tingkat kemacetan ibu kota sejatinya tak berubah dari 53 persen dalam satu tahun.
Anies sendiri menargetkan Jakarta keluar dari sepuluh besar kota termacet dunia. Dari survei Tomtom juga, Jakarta disebutnya sempat menduduki peringkat empat pada tahun 2017.
"Target kita keluar dari 10 besar. Jadi sekarang kita sudah turun dari paling macet nomor 4 menjadi paling macet nomor 7. Saya tuh merasa gemas juga kenapa tidak nomor 11 sekalian gitu loh," ujar Anies saat Seminar Nasional BPD SI Sinergi BUMD DKI Jakarta, di kawasan Ancol, Jakarta, Sabtu (22/2/2020).
Menurutnya, agar bisa menurunkan lagi peringkatnya, transportasi di Jakarta harus diintegrasikan. Upaya ini disebutnya sebagai cara membuat rencana tata kota yang berkesinambungan.
"Pengelolaannya harus terintegrasi. Yang mengelola tata ruang adalah yang mengelola tata transportasi. Itu sederhana sekali. Kalau tidak, rencana tata ruang dan rencana transportasi tidak nyambung," ujar Anies.
Dengan integrasi, kata dia, maka masyarakat yang naik angkutan umum akan bertambah.
"Mudah-mudahan tahun depan bisa turun lagi. Ketika itu terjadi, maka makin banyak lagi yang mau pindah ke kendaraan umum," ucap Anies.
Sebelumnya, DKI Jakarta menempati peringkat 10 kota termacet di dunia versi laman daring penyedia informasi kemacetan di kota-kota dunia, tomtom.com. Meski demikian, sebenarnya tingkat kemacetan di Jakarta tidak mengalami penurunan.
Baca Juga: Jokowi Ngeluh Jakarta Macet, Anies: Insiden Begitu Sering Terjadi
Secara peringkat, ibu kota Indonesia ini memang berhasil turun tiga peringkat. Pada tahun 2018, Jakarta menempati urutan tujuh.
Namun tingkat kemacetan di tahun 2019 dan 2018 tidak berubah, yakni 53 persen. Tidak ada kenaikan atau penurunan sejak 2017 tingkatnya berkurang delapan persen.
Peringkat Jakarta sendiri bisa turun karena adanya kota baru yang disurvei tomtom. Terhitung di tahun 2019 ada 416 kota dan 2028 403 kota. Terjadi penambahan sebanyak 13 kota.
"Dari 13 kota yang baru dimasukan itu, tiga di antaranya langsung menyalip tingkat kemacetan di Jakarta. Kota-kota itu di antaranya adalah Bengaluru dari India, Manila dari Filipina dan Pune dari India," ujarnya.
Berita Terkait
-
Demi Integrasi Transportasi di Jakarta, Anies: Perbankan Harus Dukung
-
Survei LKSP: Warga DKI Belum Tahu Pemilihan Wagub, Nurmansyah Lebih Populer
-
Perkenalkan Skuat untuk Liga 1 2020, Persija Jakarta Undang Anies Baswedan
-
Bisa Berkurang 30 Persen, Anies Minta Masyarakat Kelola Sendiri Sampahnya
-
Bukan Hindari Demo, Ini Klarifikasi Kampus Soal Anies Baswedan Batal ke UMY
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Uang Rp 1000 Jadai Rp 1, Apa Maksudnya?
-
Jokowi Dukung Gelar Pahlawan, Gibran Puji-puji Jasa Soeharto Bapak Pembangunan
-
Polisi Temukan Serbuk Diduga Bahan Peledak di SMAN 72, Catatan Pelaku Turut Disita
-
Ledakan SMAN 72: Jejak TikTok Terduga Pelaku 8 Jam Sebelum Kejadian Ungkap Hal Mengejutkan!
-
Polisi Dalami Motif Ledakan SMAN 72, Dugaan Bullying hingga Paham Ekstrem Diselidiki
-
Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Meninggal Dunia, Pimpinan KPK Melayat
-
Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Adalah Siswa Sendiri, Kapolri Ungkap Kondisinya
-
Kawanan Begal Pembacok Warga Baduy di Jakpus Masih Berkeliaran, Saksi dan CCTV Nihil, Kok Bisa?
-
Kabar Duka, Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Meninggal Dunia di Usia 72 Tahun
-
Lihat Rumahnya Porak-poranda Dijarah, Ahmad Sahroni Pilih Beri 'Amnesti': Kalau Balikin, Aman!