Kisah mereka diketahui publik setelah diberitakan oleh media lokal MedanMerdeka.com, Minggu (23/2) akhir pekan lalu, serta disebar oleh banyak warganet di media-media sosial.
Ketiga bocah tersebut berada di Desa Muara Tais II, Kecamatan Angkola Muara Tais, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
“Hampir setiap hari mereka memakan sabun cuci karena tidak ada makanan untuk menghilangkan rasa lapar di perutnya,” demikian lapor MedanMerdeka.com.
Hal tersebut menjadi ironi, lantaran pada halaman rumah Nenek Soriani, terpampang plang Posyandu berupa imbauan agar anak-anak bertambah umur, berat, serta sehat.
Bocah-bocah itu tinggal di rumah nenek mereka yang sederhana, yakni berukuran enam kali enam meter. Rumah itu peninggalan sang kakek.
Ayah mereka, Rosul (45), bekerja serabutan sehingga belum tentu berpenghasilan setiap hari.
Rosul baru bisa membawa pulang uang untuk makan sekeluarga bila mendapat orderan mencangkul dan membersihkan kebun.
Kalau tak ada ordern mencangkul atau menjadi buruh tani, tidak pula ada secuil lauk pauk maupun nasi bisa dihidangkan kepada keluarga. Sedangkan sang ibu ketiga itu, sudah lama pergi menikah dengan lelaki lain.
Meski begitu, Novri dan Jualiani kekinian masih tercatat sebagai siswa SDN Muara Tais II. Novri duduk di kelas III.
Baca Juga: Tiga Kakak Beradik Miskin Kelaparan dan Terpaksa Makan Sabun, Kini Sakit
“Jika dilihat Novri dan adik-adiknya tampak kurang gizi. Selain kurus, wajanya juga mulai tampak menguning. Namun begitu, siswa ini tampak semangat mengasuh kedua adik-adiknya,” tulis MedanMerdeka.com.
Tetangga tak jarang memberikan sumbangan kepada Nenek Soriani, yang olehnya dibelikan makanan untuk ketiga cucu. Namun, sumbangan itu tak bisa jadi tumpuan.
Warga setempat mengakui, kebiasaan ketiga bocah itu memakan sabun sudah lama dilakukan.
Mereka juga mengakui sudah beberapa kali meminta Novri melarang adik-adiknya memakan sabun.
“Kalau mencuci di sungai, adik-adiknya makan sabun. Bahkan Novri juga. Ya terpaksa karena lapar, tak ada yang bisa dimakan,” kata warga.
Sang nenek mengakui hal tersebut. Namun ia menuturkan tak bisa berbuat apa-apa lantaran tak memunyai penghasilan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Wamen KP hingga Menteri Ngaku Terbantu dengan Polisi Aktif di Kementerian: Pengawasan Jadi Ketat
-
Soal Larangan Rangkap Jabatan, Publik Minta Aturan Serupa Berlaku untuk TNI hingga KPK
-
FPI Gelar Reuni 212 di Monas, Habib Rizieq Shihab Dijadwalkan Hadir
-
Studi INDEF: Netizen Dukung Putusan MK soal Larangan Rangkap Jabatan, Sinyal Publik Sudah Jenuh?
-
FPI Siap Gelar Reuni 212, Sebut Bakal Undang Presiden Prabowo hingga Anies Baswedan
-
Sekjen PDIP Hasto Lari Pagi di Pekanbaru, Tekankan Pentingnya Kesehatan dan Semangati Anak Muda
-
Menag Klaim Kesejahteraan Guru Melesat, Peserta PPG Naik 700 Persen di 2025
-
Menteri PPPA: Cegah Bullying Bukan Tugas Sekolah Saja, Keluarga Harus Turut Bergerak
-
Menteri Dikdasmen Targetkan Permen Antibullying Rampung Akhir 2025, Berlaku di Sekolah Mulai 2026
-
Polisi Tangkap Dua Pengedar Sabu di Bekasi, Simpan Paket 1 Kg dalam Bungkus Teh