Suara.com - Tim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ditangkap warga hingga digelandang ke kantor polisi saat melakukan penyelidikan kasus dugaan korupsi di Desa Sukowono, Jember, Jawa Timur.
Terkait hal itu, Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron mengatakan tindakan yang dilakukan warga kepada tim KPK karena ada kesalahpahaman.
Dia menyebut bahwa tim di lapangan tengah mendalami dugaan korupsi dengan metode penyelidikan tertutup.
"Jadi sesungguhnya biasa kesalahpahaman, karena kami pada saat melaksanakan penyelidikan kan ada dua model, model tertutup dan model yang terbuka," kata Nurul dikonfirmasi, Rabu (4/3/2020).
Peristiwa itu terjadi pada 17 Februari 2019. Ada tiga petugas KPK KPK melakukan pemantauan di Desa Sukowono. Petugas KPK dicurigai warga saat memfoto balai desa di sana, sehingga tiga petugas lembaga antirasuah itu ditangkap dan digelandang warga ke kantor polisi setempat.
"Pada saat mengadakan penyelidikan dengan sistem tertutup itu kami kan langsung turun ke masyarakat yang menjadi target untuk mengumpulkan bukti dan keterangan," kata dia.
Nurul mengatakan, kecurigaan warga itu bermula ketika melihat gerak-gerik tiga petugas KPK tanpa memakai identitas saat melakukan pemantauan di lapangan. Jika sedang melakukan penyelidikan tertutup, petugas KPK tidak diperbolehkan untk membuka identitasnya.
"Pada saat itu memang ya namanya menggunakan sistem tertutup, petugas kami tidak menunjukkan identitas sebagai KPK karena memang silence," kata diua.
Dia mengklaim jika tidak ada tindakan penganiayaan ketika warga membawa petugas KPK ke kantor polisi.
"Ya, memang sempat dibawa ke Mapolsek namun tidak ada pengeroyokan, tidak ada apa-apa, tim kami tidak ada yang mengalami apa-apa," kata dia.
Baca Juga: Kasus Suap Eks Sekretaris MA, KPK Periksa Adik Ipar Nurhadi
Tag
Berita Terkait
-
Berhadiah iPhone 11, KPK Tak Tersindir Sayembara Cari Buronan Harun Masiku
-
KPK Tangani Dugaan Korupsi BUMN Asabri Bersama BPK
-
Belum Dapat Izin Geledah Kantor PDIP, Nurul Ghufron: Kami Tak Bisa Apa-apa
-
KPK Berharap Polisi Ungkap Dalang di Balik Kasus Air Keras Novel Baswedan
-
Awal 2022, Jabatan Jubir hingga Direktur Penindakan KPK Bakal Dilelang
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Tepis Kabar Rektor IPB Arif Satria Bakal Dilantik Jadi Kepala BRIN, Mensesneg: Belum Ada Hari Ini
-
Alasan Kuat Prabowo Tunjuk Dony Oskaria Jadi Plt Menteri BUMN: Beliau COO Danantara
-
Profil Dony Oskaria, Plt Menteri BUMN Pilihan Prabowo yang Hartanya Tembus Rp 29 Miliar
-
Polisi Bongkar Modus Lempar Bola Komplotan Copet di Halte TransJakarta, Begini Praktiknya!
-
Sudah Komitmen, Mensesneg Sebut Mahfud MD Bakal Diajak Gabung ke Tim Reformasi Kepolisian
-
BREAKING NEWS! Prabowo Tunjuk Dony Oskaria Jadi Plt Menteri BUMN Gantikan Erick Thohir
-
Jalur Tol Gratis dari Gerbang Tol Fatmawati 2 Kurangi Macet 24 Persen, Bakal Dibuka hingga Oktober?
-
Bantah Aktivis Syahdan Husein Mogok Makan di Tahanan, Polisi Tunjukkan Bukti Ini!
-
Warning dari Senayan Buat Erick Thohir: Boleh Rangkap Jabatan, Tapi....
-
Nasib Wali Kota Prabumulih Buntut Ulah Anak: Disemprot Kemendagri, LHKPN Diubek-ubek KPK