Suara.com - Sekretaris Kementerian dan Pemuda Olahraga (Sesmenpora), Gatot S Dewa Broto merasa tersinggung oleh pernyataan terdakwa eks Menpora Imam Nahrawi terkait dirinya menginap bersama istri di kantor Kemenpora di lantai 3.
Menurut Gatot dirinya menginap agar dapat cepat membantu Imam bila tiba-tiba disuruh mengerjalan tugas.
"Saya sudah tiga tahun menginap di lantai 3, menginap juga dalam rangka membantu pak Imam. Saya rada emosi soal ini," kata Gatot usai persidangan terdakwa Imam, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta Pusat, Rabu (4/3/2020) malam.
Menurut Gatot, alasannya menginap bertujuan untuk mengurusi sejumlah pemberitaan terkait pembekuan PSSI. Gatot menyebut, Imam tak ingin dilibatkan dalam urusan dengan awak media mengenai kisruh PSSI dan FIFA.
"Memang pembekuan PSSI yang menghadapi media siapa?, dan yang berurusan FIFA siapa?, beliau (Imam Nahrawi) jarang berurusan dengan media lihat saja, harus ribut gontok-gotokkan dengan PSSI saya sendiri," ungkap Gatot.
Selain urusan pembekuan PSSI, Gatot menyebut permasalahan urusan Asean Games pun menjadi pilihan Gatot untuk extra membantu Kemenpora.
"Jadi poinnya itu terpaksa saya lakukan jadi kalau disuruh milih, lebih pilih maghrib pulang ke rumah di Bintaro lebih enak. Ini konteks ada perasaan tidak suka dari pak Imam," ujar Gatot.
Gatot menyebut menjelang Pilpres 2019, Imam mengeluarkan edaran untuk para pejabat Kemenpora agar tidak tidur di kantor. Gatot pun meyakini bahwa surat tersebut sindiran untuk dirinya.
"Saya katakan kepada anak buah, silahkan kalau pada mau tidur, sebenarnya itu surat ditunjukkan kepada Gatot Dewa Broto, bukan kepada yang lain," katanya.
Baca Juga: Sesmenpora Gatot Akui Pernah Ditagih Imam Nahrawi Uang Rp 500 Juta
Gatot menyebut tersulut emosi karena dirinya dianggap bersalah tidur di kantor oleh Imam. Namun, dirinya beralasan, melakukan hal itu semata-mata untuk meringankan kerja Menteri Imam Nahrawi.
"Saya dianggap bersalah tidur di kantor, tidur di kantor untuk membantu beliau. Siapa yang paling gampang dihubungi saat itu," katanya lagi.
Diketahui, eks Menpora Imam Nahrawi didakwa menerima suap mencapai Rp 11.5 miliar. Uang tersebut untuk memuluskan dua proposal.
Pertama, terkait proposal bantuan dana hibah Kemenpora dalam rangka pelaksanaan tugas pengawasan dan pendampingan program peningkatan prestasi olahraga nasional pada multi event 18th Asian Games 2018 dan 3rd Asian Para Gemes 2018.
Kedua, proposal dukungan KONI pusat dalam rangka pengawasan dan pendampingan seleksi calon atlet dan pelatih atlet berprestasi tahun Kegiatan 2018. Sejumlah uang itu, diterima Imam bersama asisten pribadinya, Miftahul Ulum pada 2018.
Selanjutnya terkait gratifikasi, Imam menerima uang mencapai Rp 8.6 miliar.
Berita Terkait
-
Sesmenpora Gatot Akui Pernah Ditagih Imam Nahrawi Uang Rp 500 Juta
-
Eks Ketua KONI Klaim Lagi Liburan di Thailand saat 2 Rekannya Kena OTT KPK
-
Imam Nahrawi Akui Tak Minta Langsung Dana Tambahan Operasional Rp 70 Juta
-
Saksi Akui Aspri Nahrawi Miftahul Ulum Milik Kuasa Luar Biasa di Kemenpora
-
Imam Nahrawi Disebut Pernah Minta Tambahan Operasional Menteri Rp 70 Juta
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN