Suara.com - Perempuan adalah pemilik tubuh dan pikirannya sendiri, begitulah intipati budaya emansipasi pada era modern. Namun, pada zaman serba digital, budaya patriarkis justru kian berbiak.
TERMUTAKHIR adalah kasus artis Tara Basro, yang mengunggah foto dirinya tak mengenakan busana sebagai kebanggaan dalam mencintai dirinya sendiri.
Namun, Kementerian Komunikasi dan Informatika menanggapinya sebagai tindakan pornografi serta melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik alias UU ITE.
Proposisi Tara Basro dalam keterangan fotonya adalah, mengkritik penggambaran subjektifitas tentang tubuh perempuan cantik dalam dunia industri kecantikan maupun media massa, yang didominasi oleh wacana tentang kulit putih serta tubuh langsing.
Penilaian subjektif seperti itu terus menerus muncul, sehingga dalam-dalam tertanam dalam pikiran masyarakat Indonesia.
Hingga kekinian, penilaian subjektif itu menjadi mitos yang dilanggengkan oleh industri kosmetik, dunia hiburan, media massa, banyak tatanan sosial secara keseluruhan.
Bagi kaum perempuan sendiri, penilaian subjektif bahwa "yang cantik" adalah "yang putih dan langsing" menimbulkan dampak negatif—terutama mereka yang tak bisa memenuhi tipologi seperti itu.
Mitos inipun tersebar dan berubah menjadi kepercayaan bagi masyarakat, yang sekaan tak dapat terbantahkan.
Maka tak jarang banyak perempuan di Indonesia yang dengan mudahnya tergiur produk-produk pemutih kulit, peninggi badan, dan pil pelangsing.
Baca Juga: GoPay Ajak Gamer Tak Jadi Pemain Toxic
Konsep ini telah dikritik habis oleh penulis feminis Amerika, Naomi Wolf, dalam bukunya berjudul The Beauty Myth: How Images of Beauty Are Used Against Women.
Dalam buku itu, Naomi mengkritik konsep kecantikan wanita berkulit putih dan bertubuh langsing yang selalu digambarkan sebagai skenario media dan industri kosmetik.
Tara Basro mencoba mendobrak kegelisahan-kegelisahan perempuan Indonesia dengan menunjukkan bahwa dirinya, yang tidak memiliki kulit putih dan tubuh yang tidak langsing-langsing amat bisa bangga dengan apa yang ia miliki.
Ia menunjukkannya dengan mengunggah foto diri, memperlihatkan badan dan kulitnya dan menganggapnya sebagai tindakan self-acceptance.
Namun, tindakan ini mengundang respons dari Kominfo yang mengaitkannya dengan pelanggaran UU ITE, dan menganggap foto tersebut sebagai salah satu produk pornografi.
Kepala Biro Humas Kominfo Ferdinand Setu, menyebut bahwa unggahan Tara "Menafsirkan ketelanjangan."
Berita Terkait
-
Kominfo: Tara Basro Sebarkan Pesan Positif, Tapi...
-
Foto Telanjangnya Viral Hingga Disorot Kominfo, Tara Basro Beri Pembelaan
-
Kominfo Apresiasi Langkah Tara Basro Hapus Foto Telanjangnya di Twitter
-
Kominfo Anggap Foto Langgar UU ITE, Warganet Ramai-Ramai Bela Tara Basro
-
Sebelum Foto Telanjang, Ini Dia Kontroversi Tara Basro
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Dari OTT ke Jejak Dana Gelap Pilkada: Seberapa Mahal Biaya Kampanye Calon Kepala Daerah?
-
Prabowo ke Pengungsi Banjir Aceh: Maaf, Saya Tak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Rumah Kalian Diganti
-
Dasco Unggah Video Prabowo saat Bikin Kaget WWF karena Sumbangkan Tanah di Aceh
-
Borok Penangkapan Dirut Terra Drone Dibongkar, Pengacara Sebut Polisi Langgar Prosedur Berat
-
Pramono Anung Wanti-wanti Warga Jakarta Imbas Gesekan di Kalibata: Tahan Diri!
-
WALHI Sebut Banjir di Jambi sebagai Bencana Ekologis akibat Pembangunan yang Abai Lingkungan
-
Pramono Anung Bahas Peluang Siswa SDN Kalibaru 01 Cilincing Kembali Sekolah Normal Pekan Depan
-
Cuma Boleh Pegang HP 4 Jam, Siswa Sekolah Rakyat: Bosen Banget, Tapi Jadi Fokus Belajar
-
Legislator DPR Minta Perusak Hutan Penyebab Banjir Sumatra Disanksi Pidana
-
Farhan Minta Warga Tak Terprovokasi Ujaran Kebencian Resbob, Polda Jabar Mulai Profiling Akun Pelaku