Suara.com - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti mengaku pihaknya sangat khawatir dengan kondisi NF, gadis belia yang membunuh dan memasukan jasad APA, anak perempuan berusia lima tahun di lemari kamarnya.
Menurutnya, sejak kasus ini mencuat, NF mulai mendapatkan penolakan dari tetangganya. Tetangga sekitar rumah NF disebutnya tak lagi menginginkan kehadiran NF kembali ke Sawah Besar, Jakarta Pusat.
"Saya juga mendengar dari wawancara sebuah radio yang mewawancarai tetangga, dan para tetangga itu menolak kehadiran anak itu kembali ke dalam lingkungan," ujar Retno di kantor KPAI, Jakarta Pusat, Senin (9/3/2020).
Retno mengatakan penolakan ini muncul karena adanya stigma yang berasal dari informasi soal pembunuhan yang dilakukan NF.
Ia meminta agar kedepannya tak lagi ada pemberitaan yang mengeksploitasi tersangka karena akan memiliki dampak buruk bagi sekitarnya.
"Sebaiknya tidak usah dicari-cari juga sekolah di mana dan yang lain-lain, karena pasti akan memunculkan stigma juga kepada pihak sekolah dan anak di sekolah tersebut," jelasnya.
Selain itu, masa depan NF juga disebutnya mulai terancam karena penolakan ini. Padahal, NF disebutnya memiliki banyak prestasi dan bakat seperti menggambar, tenis meja, dan lainnya.
"Yang bersangkutan masih memiliki tumbuh kembang lebih baik dan masa depan yang panjang. Itu hemat kami menjadi komitmen kita semua termasuk tetangga dan masyarakat," pungkasnya.
Baca Juga: Siswi SMP Simpan Mayat Bocah di Lemari, KPAI: Guru BK Harusnya jadi Benteng
Tag
Berita Terkait
-
KPAI Dorong Adik Pelaku Pembunuhan di Sawah Besar Turut Direhabilitasi
-
Video NF Gadis Pembunuh Bocah Viral, Lagu Latarnya Jadi Sorotan
-
Siswi SMP Simpan Mayat Bocah di Lemari, KPAI: Guru BK Harusnya jadi Benteng
-
Curhatan NF: Mau Bunuh Bayi hingga Aku Selalu Mencintaimu
-
KPAI: Adik Pelaku Pembunuhan di Sawah Besar Harus Dapat Perhatian Psikolog
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Periksa Dirjen PHU Hampir 12 Jam, KPK Curiga Ada Aliran Uang Panas dari Kasus Korupsi Kuota Haji
-
Mardiono Tanggapi Munculnya Calon Ketum Eksternal: PPP Punya Mekanisme dan Konstitusi Baku
-
Dirut BPR Jepara Artha Dkk Dapat Duit hingga Biaya Umrah dalam Kasus Kredit Fiktif
-
Muncul ke Publik Usai Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Eko Purnomo: Maaf Bikin Khawatir
-
KPK Wanti-wanti Kemenkeu soal Potensi Korupsi dalam Pencairan Rp 200 Triliun ke 5 Bank
-
Mendagri Jelaskan Pentingnya Keseimbangan APBD dan Peran Swasta Dalam Pembangunan Daerah
-
Dukungan Mengalir Maju Calon Ketum PPP, Mardiono: Saya Siap Berjuang Lagi! Kembali PPP ke Parlemen!
-
KPK Beberkan Konstruksi Perkara Kredit Fiktif yang Seret Dirut BPR Jepara Artha
-
Peran Satpol PP dan Satlinmas Dukung Ketertiban Umum dan Kebersihan Lingkungan Diharapkan Mendagri
-
Jadilah Satpol PP yang Humanis, Mendagri Ingatkan Pentingnya Membangun Kepercayaan Publik