Suara.com - Momen ketika Juru Bicara Penanganan Wabah Corona Covid-19 Achmad Yurianto menjelaskan alasan Indonesia belum mengadaptasi strategi Singapura dalam menangani virus corona menuai perhatian publik.
Sebagaimana diketahui, pemerintah Singapura menyediakan website khusus yang bisa diakses oleh masyarakat umum untuk mendapat informasi soal pasien terdampak virus corona.
Dalam situs resmi tersebut, warga bisa mengetahui lokasi keberadaan dan profil singkat pasien secara akurat sehingga penanganan virus corona di negara tersebut dinilai menjunjung tinggi transparansi.
Terkait hal itu, Yurianto menerangkan kondisi Indonesia berbeda dengan Singapura dalam berbagai aspek. Penjelasan tersebut disampaikan Yurianto ketika menjadi narasumber program Mata Najwa bertajuk "Gara-gara Corona" yang disiarkan Trans 7, Rabu (11/3/2020) malam.
"Ini (sistem Singapura) ideal, tapi kondisi kita beda dengan Singapura," ucapnya.
Ia bahkan menjelaskan, pemerintah sempat menuai protes dari sejumlah pihak ketika membeberkan data soal pasien virus corona. Selain itu, tindakan tersebut justru merugikan pasien.
"Kemarin ada satu kasus terpublish dan sekarang pasien depresi, kami tahu karena merawatnya. Kemudian kita menyebut ada penularan dari satu negara. Warga itu sekarang didiskrimasi sehingga kami diprotes oleh kedutaan besar," imbuhnya.
Lebih lanjut, menurut Yunarto, ada hal yang perlu diprioritaskan dalam menangani virus corona di Tanah Air, yakni dengan mendewasakan masyarakat.
"Pergerakan masyarakat kita tidak seperti warga di sana yang relatif dekat. Ada yang jauh, balik lagi dan seterusnya. Inilah yang menyebabkan kita tidak menempatkan cara di Singapura adalah cara terbaik yang bisa diimplementasi," kata Yurianto.
Baca Juga: aido health Hadirkan Inovasi Layanan Kesehatan Profesional ke Rumah
Selain itu, cara lain yang bisa digunakan yang melibatkan tokoh masyarakat atau komunitas dalam upaya pencegahan virus corona.
"Berarti edukasi yang menjadi penting. Ini tantangannya adalah berita-berita yang sulit kita pertanggungjawabkan," kata Yurianto, memungkasi.
Pemaparan Yunarto itu rupanya membuat Najwa Shihab terdiam dan mendengarkan dengan saksama selaku pembawa acara. Ia bahkan tak menginterupsi saat Yunarto berbicara.
Senada, publik menilai Yunarto memberikan penjelasan yang masuk akal sehingga memberikan pujian melalui kolom komentar unggahan kanal YouTube Najwa Shihab.
"Pak Ahmad aja yang ngomong plis, yang lain diem," kata Angga Dian Saputra.
"Pak Ahmad Jawabannya Rasional, sehat terus Pak," timpal Eki Chandra.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf
-
Skema WFA ASN dan Pegawai Swasta Nataru 2025, Termasuk TNI dan Polri
-
Pakar Hukum Unair: Perpol Jabatan Sipil Polri 'Ingkar Konstitusi', Prabowo Didesak Turun Tangan
-
Duka Sumut Kian Pekat, Korban Jiwa Bencana Alam Bertambah Jadi 369 Orang
-
Polisi Tantang Balik Roy Suryo dkk di Kasus Ijazah Jokowi: Silakan Ajukan Praperadilan!
-
Besok Diprediksi Jadi Puncak Arus Mudik Nataru ke Jogja, Exit Prambanan Jadi Perhatian
-
Mendagri: Pemerintah Hadir Penuh Tangani Bencana di Sumatera
-
Ancaman Bencana Kedua Sumatra: Saat Wabah Penyakit Mengintai di Tenda Pengungsian
-
METI: Transisi Energi Berkeadilan Tak Cukup dengan Target, Perlu Aksi Nyata
-
Kejagung Buka Kemungkinan Tersangka Baru Kasus Pemerasan Jaksa, Pimpinan Juga Bisa Terseret