Suara.com - Anggota Komisi II DPR Fraksi PKS, Mardani Ali Sera, meminta pemerintah mengambil langlah tegas dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona Covid-19. Ia meminta pemerintah mempertimbangkan opsi lockdown.
Menurut Mardani, opsi lockdown dinilai efektif ketimbang melakukan rapid test secara massal. Mengingat perkembangan pasien positif Covid-19 yang terus meningkat jumlahnya.
"Saya mendesak Pemerintah menggunakan opsi Lockdown untuk mencegah korban yang semakin banyak. Rapid test tidak efektif melihat statistik yang berkembang saat ini, “ kata Mardani melalui keterangan tertulis, Rabu (25/3/2020).
Selain itu Mardani juga menilai imbauan pemerintah untuk melakukan physical distancing belum dipatuhi oleh masyarakat secara disiplin.
“Pemerintah seharusnya lihat ke lapangan langsung, kesadaran physical distancing yang diimbau kurang direspon oleh masyarakat dan masih banyak yang menyepelekan virus Covid-19,” ujar Mardani.
Imbayan pemerintah yang masih belum dipatuhi secara maksimal dan merata, yakni berkenaan dengan bekerja dari rumah atay work from home (WFH). Mardani berujar ketidakpatuhan itu akibat dari tidak adanya ketegasan dari pemerintah dalam mengambil kebijakan strategis semisal lockdown.
“Kebijakan yang tanggung-tanggung dampaknya seperti sekarang. Pengusaha dan masyarakat juga harus ditegaskan untuk #WFH #StayAtHome," kata Mardani.
Mardani kemudian meminta pemeritnag mempersiapkan upaya penanganan Covid-19 yang lebih tegas lagi, seiring dengan semakin dekatnya bulan Ramadan tahun ini. Ia mengharapkan agar Indonesia dapat belajar dari negara-negara lainnya yang sudah lebib dulu menerapkan lockdown.
"Memang kebijakan ini pasti tidak populer, tapi tidak ada pilihan lain untuk kondisi pandemik Global ini. Pak Presiden Yth. Kita perlu belajar dari negara-negara di Eropa, selain kita punya kekhasan negara kepulauan, jumlah penduduk kita juga terbesar ke-4 di dunia. Kita terus berkejaran dengan waktu. Semoga Indonesia bisa pulih dan bangkit dari wabah ini," tuturnya.
Baca Juga: Dihantam Granat dan Roket, 70 Tentara Nigeria Tewas
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN