Suara.com - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi ikut menanggapi soal temuan kardus Alat Pelindung Diri (APD) yang bertuliskan 'Made in Indonesia' atau dibuat di Indonesia. Ia mengungkapkan kemungkinan barang itu memang awalnya berasal dari Tanah Air.
Tulus menjelaskan, saat virus corona atau Covid-19 di China mulai merebak, pemerintah disebutnya bisa saja memutuskan menjual APD ke negeri tirai bambu itu. Tujuannya untuk membantu China karena kondisinya membutuhkan APD dalam jumlah banyak.
"Bisa saja terjadi seperti itu. APD itu buatan Indonesia. Saat lagi (corona) booming di Wuhan, Indonesia mengekspor ke China," ujar Tulus saat dihubungi, Rabu (25/3/2020).
Namun sekarang kondisinya terbalik. China yang kondisinya sudah lebih kondusif akhirnya tidak menggunakan semua APD dari Indonesia.
Karena Indonesia lebih membutuhkannya untuk sekarang, China mengembalikan atau menjual balik ke Indonesia.
"Mereka sekarang sudah reda dan kebalikan Indonesia lagi booming. (APD) dikembalikan/dijual kembali Indonesia," katanya lagi.
Jika memang benar, Tulus lantas menyesali tindakan Indonesia itu. Menurutnya Pemerintah harus bisa membaca situasi sebelum mengirimkan bantuan alat medis.
Meski saat itu belum merebak seperti sekarang, Indonesia disebutnya memiliki potensi tinggi dimasuki virus corona. Alat medis yang dikirim harusnya disimpan untuk persiapan Indonesia menghadapi wabah ini.
"Dalam kondisi normal wajar. Tapi seharusnya Indonesia sudah bisa membaca sikon (situasi dan kondisi). Seharusnya waktu itu tidak dieskpor. Tapi prioritas untuk dalam negeri. Karena potensi Indonesia kena sangat besar," kata dia.
Baca Juga: Gugus Tugas Covid-19 Kalsel Pastikan Belum Terima APD dari Pemerintah
Diketahui, 40 ribu disposable protective coverall atau setelan baju dan celana pelindung untuk tenaga medis diterima Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pagi tadi. Komponen Alat Pelindung Diri (APD) ini dibagi dan dimasukan dalam 800 dus.
APD yang tengah diperlukan untuk merawat pasien corona atau Covid-19 ini telah dibagikan ke setiap Rumah Sakit dan Puskesmas. Meski demikian, ada beberapa hal yang menjadi sorotan dalam penerimaan bantuan ini.
Bantuan ini datang dari Tim Gugus Tugas Covid-19 yang diketuai Doni Monardo, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Alat ini didatangkan langsung dari China.
Bahkan Pemerintah mengerahkan pasukan TNI beserta pesawat hercules untuk membawa alat ini. Namun terdapat temuan menarik pada dus barang ini.
Pada bagian kardus, terdapat tulisan Made In Indonesia atau Dibuat di Indonesia. Padahal, alat ini sudah jauh-jauh didatangkan dari China.
Tak hanya itu, kardusnya juga bertulisan Korea. Tertulisadanya situs www.upc.co.kr, perusahaan pembuat APD dari Korea Selatan.
Berita Terkait
-
Kondisi Menhub Sudah Membaik, Alat Bantu Pernapasan Sudah Dilepas
-
Bersih-bersih Tangkal Corona, Tempat Sabun Umum di Jember Malah Dicuri
-
Sempat Menuduh, AS Cabut Larangan Impor Sarung Tangan Medis dari Malaysia
-
Perangi Berita Hoaks Virus Corona, Twitter Siap Verfikasi Orang-orang Ini
-
Tewas Telanjang di Kapal, Petugas Angkut Mayat Sugiono Pakai Hazmat Suit
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Tito Karnavian Tekankan Kreativitas dan Kemandirian Fiskal dalam RKAT Unsri 2026
-
Mendagri Minta Pemda Segera Siapkan Data Masyarakat Terdampak & Lokasi Pembangunan Huntap
-
Teror Bom 10 Sekolah Depok, Pelaku Pilih Target Acak Pakai AI ala ChatGPT
-
Kejari Bogor Bidik Tambang Emas Ilegal, Isu Dugaan 'Beking' Aparat di Gunung Guruh Kian Santer
-
Efek Domino OTT KPK, Kajari HSU dan Bekasi Masuk 'Kotak' Mutasi Raksasa Kejagung
-
Diduga Sarat Potensi Korupsi, KPK-Kejagung Didesak Periksa Bupati Nias Utara, Kasus Apa?
-
Resmi! KY Rekomendasikan 3 Hakim Perkara Tom Lembong Disanksi Nonpalu
-
Ancaman Bencana Susulan Mengintai, Legislator DPR: Jangan Tunggu Korban Jatuh Baru Bergerak
-
Amnesty International Kutuk Keras Represi Aparat ke Relawan Bantuan Aceh: Arogansi Kekuasaan
-
Ketua Banggar DPR Said Abdullah: Merchant Tolak Pembayaran Tunai Bisa Dipidana