Suara.com - Pengamat politik Denny Siregar berpendapat bahwa rakyat lebih membutuhkan pekerjaan dibanding karantina dalam krisis covid-19.
"Lockdown tidak menyelesaikan malah menyebabkan masalah," kata Denny dengan menggambarkan situasi negara India ketika memberlakukan lockdown untuk mengatasi wabah corona.
Denny pun menggunakan kasus kekacauan lockdown India jika diimplementasikan di Indonesia.
"Seharusnya lockdown atau karantina wilayah itu tidak ada. Itu akan mematikan ekonomi suatu daerah, dan kalau ekonomi itu mati, orang akan mencari daerah lain untuk mendapat kesempatan kerja, dan di sana lah penularan dimulai." kata Denny melalui channel YouTube Cokro TV yang diunggah pada Selasa (7/4/2020).
Menurut Denny, baiknya pemerintah tetap membiarkan masyarakat mencari nafkah namun diawasi dengan protokol yang ketat.
"Seharusnya pemerintah tetap membiarkan orang bekerja. Dengan syarat ketat yaitu dengan tetap menjaga jarak dari kontak fisik," ucap Denny.
Denny menyarankan agar pemerintah membuat imbauan yang dikampanyekan secara besar-besaran.
Ia menambahkan, "Dibuat gugus tugas khusus untuk mengawasi kantor dan pabrik apakah mereka sudah mematuhi himbauan atau tidak. Perusahan diwajibkan menyediakan disinfektan atau perlengkaapan kesehatan lainnya. Perusahaan juga wajib mengawasi kesehatan karyawannya".
Selain perusahaan dan perkantoran, Denny juga menyebut transportasi publik juga menggunakan protokol serupa.
Denny menegaskan bahwa orang harus tetap bekerja supaya tetap mendapat penghasilan untuk makan.
Baca Juga: Ikut Melawan Covid-19, Hyundai Berikan Layanan Drive Through
"Kalau arus ekoomi tetap bergerak, negara akan sehat. Mungkin akan berkurang dari sebelumnya, yang pasti tidak mati sama sekali," Denny berpendapat.
Ia memaparkan kalau masyarakat tidak bekerja akan ada banyak produksi dan aktivitas mati. Usaha akan tutup karena bangkrut dan PHK besar-besaran terjadi.
"Banyaknya pengangguran akan menambah masalah bagi negara. Pulang ke desa dan mencari pekerjaan lain, dan potensi penularan akan semakin tinggi," kata Denny.
Selain risiko penularan, masyarakat yang kehilangan pekerjaan juga berpotensi menimbulkan masalah sosial lainnya.
"Itu belum potensi pengangguran akan berdampak pada kerusuhan sosial seperti penjarahan," imbuh Denny.
Denny menyebutkan, sudah naluri manusia untuk terus bergerak. Sedangkan stimulus yang diberikan pemerintah sifatnya hanya sementara saja.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting