Suara.com - Ketua Umum Badan Musyawarah Betawi (Bamus Betawi) Abraham Lunggana alias Haji Lulung mengimbau warga di Jakarta untuk tetap di rumah saja dan mengikuti kebijakan pemerintah. Lulung menyebut imbauan tersebut perlu dijalani untuk mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19.
"Kebijakan pemerintah itu selaras dengan imbauan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Ini sangat penting untuk menghindari penyebaran COVID-19 secara masif," kata Lulung saat jumpa pers di Graha BNPB yang disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia di Jakarta, Kamis (9/4/2020).
Lulung yang juga Anggota Komisi VII DPR itu menuturkan, jika warga terpaksa ke luar rumah harus menerapkan imbauan pemerintah untuk menjaga jarak. Dia mengingatkan jarak aman antarorang adalah satu meter hingga dua meter.
"Penting jaga jarak agar tidak ada percikan dari mulut yang akan menghantarkan virus corona kepada orang lain," katanya.
Terkait dengan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang akan diterapkan di Jalarta mulai Jumat (10/4/2020) besok, ia mengatakan bahwa intinya tetap mengimbau warga untuk tetap di rumah dan melarang kerumunan massa.
Haji Lulung kemudian mengajak warga Betawi untuk saling membantu sesama. Menurut dia, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pasti akan berdampak pada penurunan daya beli masyarakat.
"Karena itu, antarsesama kita harus saling membantu," katanya.
Selain itu, ia juga mengimbau warga Betawi untuk menahan diri dan tidak mudik. Menurut dia sesama keluarga bisa tetap saling mendoakan meskipun tidak bertemu saat mudik.
Lebih lanjut, Lulung menyebut yang dikhawatirakan saat ini adalah orang tanpa gejala (OTG) Covid-19 yang menjadi pembawa virus bertemu dengan orang rentan, yaitu lansia, bayi, dan orang dengan penyakit bawaan. Karena hal itu menjadi fatal kalau mereka sampai tertular COVID-19.
Baca Juga: Kemenpan RB Terbitkan Edaran Larang ASN Ambil Cuti Selama Pandemi Covid-19
"Dua puluh satu ditambah tiga, hasilnya menjadi dua puluh empat. Nyok kite di rumah aje bersama keluarga, itu pilihan yang paling tepat," demikian Abraham Lunggana sembari berpantun. (Antara)
Berita Terkait
-
Cegah Corona, Malaysia Pulangkan TKI Ilegal
-
Jokowi soal PSBB Corona: Semua Harus Hati-hati, Tidak Grasah-grusuh
-
Tak Hanya Virus Corona, Pemerintah Minta Masyarakat Waspada DBD
-
Tangani Ibu Hamil Positif Corona yang Kejang-kejang, 12 Perawat Diisolasi
-
Kasus Positif Bertambah 337, Jubir Covid-19: Ini Gambaran Menyedihkan
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- 3 Rekomendasi Mobil Keluarga 9 Seater: Kabin Lega, Irit BBM, Harga Mulai Rp63 Juta
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Menteri Imigrasi di FLOII Expo 2025: Saatnya Tanaman Hias Indonesia Tembus Dunia!
-
KPK Lanjutkan Operasi 'Memiskinkan' Nurhadi, Hasil Panen Rp1,6 Miliar Disita
-
Mensos Gus Ipul Pastikan BLT Cair Utuh Rp300 Ribu, Tak Ada Potongan Sepeser Pun!
-
Borok KPU Terbongkar Lagi: Sengaja Tak Laporkan Penggunaan Jet Mewah ke DPR
-
BNI dan Badan Bank Tanah Perkuat Kolaborasi Strategis untuk Percepatan Pembangunan Nasional
-
Skandal Haji 2024: KPK Bongkar Pembagian Kuota Ilegal, 300 PIHK Diperiksa!
-
Gebrakan Prabowo Bentuk Ditjen Pesantren Langsung Tuai Pro Kontra
-
Lamban Lindungi Rakyat dari Rokok dan Gula, 32 Organisasi Desak Pemerintah Tegakkan PP Kesehatan
-
Soroti Vonis 11 Warga Adat Maba Sangaji, DPR: Cermin Gagalnya Perlindungan HAM dan Lingkungan
-
Komisaris Transjakarta Pilihannya Ikut Demo Trans7, Begini Respons Pramono