Suara.com - Mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali merilis lagu baru berjudul Cahaya Dalam Kegelapan. Lagu ini diciptakan untuk menyemangati masyarakat yang tengah dilanda krisis corona.
Susilo Bambang Yudhoyono memang dikenal sebagai presiden Indonesia yang cukup produktif menciptakan lagu.
Di tengah krisis corona yang melanda, SBY pun menuangkan perasaan dan inspirasinya untuk menyemangati warga dunia.
"Sebagai warga dunia saya cemas kalau manusia kehilangan harapan seolah buminya makin gelap tanpa cahaya. Untuk itulah saya ciptakan lagu ini. Ini lagu rakyat, lagu kita semua," kata SBY dalam video klip lagu gubahannya.
Lagu yang diunggah melalui akun Instagram almarhumah Ibu Ani Yudhoyono pada Jumat (10/4/2020) juga diciptakan untuk isteri tercinta yang berpulang pada Juni 2019 lalu.
"Duka dan kepedihan hati ada di mana-mana, ketika orang yang dicintainya dipanggil Sang Pencipta. Seperti duka dan kegelapan yang saya rasakan ketika kehilangan belahan jiwa beberapa saat yang lalu," bunyi keterangan di Instagram Ibu Ani yang ditulis SBY.
Ia menulis lagu berjudul Cahaya Dalam Kegelapan ini untuk mengajak masyarakat terus bersatu melawan covid-19.
"Mari kita terus bersatu, berbagi dan berikhtiar bersama melawan Covid-19 ini. Dengan pertolongan Tuhan kita bisa. Indonesia Bisa," tulis mantan presiden yang pernah menjabat selama dua periode tersebut.
Berikut adalah lirik dalam lagu yang diaransemen oleh musisi Tohpati dan dinyanyikan oleh Joy Tobing, Sandhy Sondoro, Yuni Shara, Ario Wahab, Andy Rif, Lala Karmela, Ita Purnamasari, dan Irang Perdana.
Baca Juga: Terduga Penyerang Karyawan Freeport Ditembak Mati, Sebagian Lari ke Hutan
Jika bumi ini terasa berat
Menabur takut d mana-mana
Hati gamang lanjutkan hidup
Masihkah kulihat cahaya
Badai corona datang menerjang
Menembus dunia tak berbatas
Tangis pecah d malam hening
Menunggu datangnya harapan
Cahaya ada, dalam hati kita
Dalam jiwa-jiwa penuh kasih
Harapan ada, dalam hidup kita
Untuk yang mau berbagi
Mendung hitam itu akan pergi
Bersinar indah mentari pagi
Tuhan tersenyum taburkan berkah
Bagi yang tak pernah menyerah
Cahaya dalam gelap
Harapan ada
Jiwaku penuh kasih
Berita Terkait
-
Denny Siregar Sebut Rakyat Lebih Butuh Pekerjaan Dibanding Karantina
-
Banyak yang Berzakat, Warga Miskin Pakistan Tertolong Hadapi Krisis Corona
-
Restrukturisasi Kredit: Upaya Pertahankan Dunia Usaha di Tengah Corona
-
SBY Nyanyi Lagu 'Seruling di Lembah Sunyi' untuk Kenang Ani Yudhoyono
-
Ini Lagu SBY untuk Ani Yudhoyono yang Dipopulerkan Rio Febrian
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Tok! DPR-Pemerintah Sepakati Bawa RUU KUHAP ke Paripurna untuk Disahkan, Ini Substansinya
-
Jelang Hari HAM Sedunia, Yusril Sebut Tak Ada Bahasan Amnesti-Abolisi untuk Aktivis Demo Agustus
-
Jelaskan Ada Pengkondisian dalam Akuisisi Kapal, KPK Bantah Kriminalisasi Kasus ASDP
-
Bakal Rombak Sistem Rujukan BPJS, Menkes Budi Tak Mau Bertele-tele: Nanti Pasien Keburu Wafat
-
Aktivis Feminis Desak Negara Akui Femisida Sebagai Kejahatan Khusus dan Masuk UU
-
Menkes Wacanakan Kelas Standar Bagi Peserta BPJS: Nggak Usah Cover yang Kaya, Fokus yang Bawah Aja
-
Satu Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta Jalani Operasi Bedah Plastik, Total 20 Siswa Masih Dirawat
-
Soal Tim Reformasi, DPR Harap Bukan Cuma 'Kosmetik': Polri Harus Kembali ke Mandat Konstitusi
-
Menko Yusril: Pemerintah Harus Berhati-hati Menentukan Siapa yang Layak Menerima Pengampunan Negara
-
Demi Netralitas, Anggota Komisi III DPR Sebut Polri Harus Tetap di Bawah Presiden