Suara.com - Menteri Perhubungan Ad Interim Luhut Binsar Pandjaitan menuliskan alasannya mengapa ia menolak permohonan para Pemda untu menghentikan sementara operasional Kereta Rel Listrik (KRL) di tengah wabah corona.
Melalui keterangan tertulisnya melalui akun Facebook terverifikasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ini mempertimbangkan kegiatan usaha warga yang bergantung pada operasional KRL sehari-harinya.
"Seperti yang kita semua tahu bahwa masih ada 8 sektor usaha yang diizinkan beroperasi selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti yang bergerak di bidang kesehatan hingga pangan, sehingga masih membutuhkan moda transportasi massal seperti KRL untuk berangkat ke tempat kerja mereka," bunyi potongan keterangan Luhut Pandjaitan, Minggu (19/4/2020).
Ia pun menuliskan kisah seorang ibu yang setiap hari mencari nafkah menggunakan KRL. Luhut yang kemudian mengenang kedua orangtuanya yang berjuang mencari nafkah membayangkan jika ibu tersebut lalu kehilangan pekerjaan jika KRL tak beroperasi ketika PSBB.
Menteri Luhut juga mengaku menerima laporan bahwa selain para pekerja harian, tak jarang para petugas medis di sekitar Jabodetabek yang juga bergantung pada KRL sebagai moda transportasi.
"Jika KRL Commuter Line Jabodetabek tidak beroperasi, maka dirinya akan semakin sulit menjangkau tempat kerjanya," imbuh Luhut.
Ia juga menyampaikan bahwa dalam kabinet Presiden Joko Widodo, para menteri diingatkan agar tidak membuat keputusan yang terburu-buru.
"Hal inilah yang kemudian menjadi dasar pertimbangan saya untuk tidak terburu-buru mengambil tindakan. Karena sebuah kebijakan harus dipikirkan secara matang dengan mempertimbangkan sisi positif dan negatifnya," tulis Luhut sambil menyebutkan kepentingan rakyat datas segala keputusan pemerintah.
Menteri Luhut menambahkan, "Atas dasar segala pertimbangan itulah kemudian operasional KRL Commuter Line Jabodetabek tetap berjalan seperti sedia kala dengan pembatasan waktu dan pengendalian penumpang, setidaknya sampai Bantuan Sosial (Bansos) dari pemerintah sudah diterima masyarakat."
Baca Juga: Viral Petugas Covid-19 Bentak Karyawati Toko, Caranya Malah Diprotes Publik
Sebelumnya, sejumpah Kepala Daerah di Jabodetabek mengajukan pengehentian sementara Kereta Rel Listrik guna menekan penyebaran angka covid-19 yang berpotensi tinggi ditularkan melalui kereta ini. Namun permohonan ini ditolak oleh Menteri Luhut Pandjaitan.
Luhut Tak Setuju Penghentian KRL, Ini Reaksi Wagub Riza Patria
Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria hanya bisa pasrah setelah permintaan untuk menghentikan operasi Kereta Rel Listrik (KRL) di tengah pandemi COVID-19 saat ini ditolak Plt Menteri Perhubungan, Luhut Binsar Pandjaitan.
Diakui Riza Patria, keputusan untuk mengabulkan wacana itu memang bukan wewenang dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Riza menjelaskan, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sejatinya sudah melayangkan permintaan tersebut bersama kepala daerah penyangga DKI lainnya.
"Tujuan kami meminta pemberhentian KRL tidak lain agar dapat menekan dan mengurangi penularan COVID-19. Itu yang kami harapkan," kata Riza di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (17/4/2020) malam.
Berita Terkait
-
PSBB Nggak Cukup, Fadli Zon Dukung Pemda Setop Sementara KRL
-
KRL Commuterline Dipastikan Tetap Beroperasi di Tengah PSBB
-
Menteri Luhut Pilih Tetap Operasikan KRL, HNW Buka Suara di Akun Twitternya
-
Dua Hari Jadi Wagub, Riza Patria Evaluasi PSBB DKI Selama Sepekan
-
Hari Ini KRL Tetap Beroperasi, Dimulai Pukul 06.00 Sampai dengan 18.00 WIB
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional