Suara.com - Kurva kasus Covid-19 di Korea Selatan mulai menurun. Per Minggu (19/4/2020), kasus baru di negara tersebut sudah mencapai 8 orang. Namun, hal tersebut tidak membuat pemerintah lengah untuk mengangkat jarak sosial.
Melansir dari South China Morning Post (SCMP), negara tersebut memperpanjang masa jarak sosial. Tetapi Korea Selatan mulai melonggarkan aturannya pada tempat-tempat berisiko tinggi seperti gereja.
Sementara pertandingan olahraga seperti Liga Organisasi Bisbol Korea (KBO) sudah bisa dilanjutkan meski tanpa penonton langsung.
"Adalah paling aman untuk menjaga jarak sosial yang intensif, tetapi itu tidak mudah secara realistis. Kita perlu menemukan jalan tengah," kata Perdana Menteri Chung Sye-kyun seperti yang dikutip SCMP.
"Jika kita dapat mempertahankan manajemen yang stabil pada level saat ini, kita akan beralih ke jarak sosial rutin mulai 6 Mei," tambahnya.
Otoritas kesehatan mengatakan ini akan memungkinkan pembukaan kembali ekonomi, sambil mempertahankan pedoman tentang desinfeksi dan mencegah penyebaran virus dalam kehidupan sehari-hari.
Masih dilansir dari SCMP, Korea Selatan pada bulan Maret mengeluarkan perintah administrasi yang meminta fasilitas keagamaan, olahraga dalam ruangan dan hiburan seperti klub malam tidak beroperasi sementara waktu.
Pemerintah telah memberikan kelonggaran agar fasilitas-fasilitas tersebut mulai kembali operasi selama mereka mematuhi pedoman desinfeksi.
"Pemerintah akan mengevaluasi tingkat risiko setiap dua minggu dan menyesuaikan tingkat jarak sosial bila perlu," kata Menteri Kesehatan Park Neung-hoo kepada wartawan.
Baca Juga: Kue Tanpa Lemak ala Farah Quinn, Ini Resepnya!
Korea Selatan sebagian besar telah berhasil mengendalikan wabah dan baru-baru ini melaporkan kasus baru setiap hari kurang lebih hanya mencapai belasan hingga 20 kasus.
Otoritas kesehatan menyebut perubahan jumlah kasus itu kabar baik, tetapi mereka menegaskan untuk tidak terlalu optimis.
"Kami terus waspada untuk memastikan bahwa kami tidak melewatkan infeksi baru, atau apakah epidemi dapat disebarkan oleh pasien tanpa gejala atau infeksi ringan," kata kepala KCDC Jeong Eun-kyeong.
Pada Senin (20/4/2020), kasus Korea Selatan hanya bertambah sekitar 13 kasus. Jika dikalkulasikan, per Senin (20/4/2020), jumlah kasus di Korea Selatan mencapai 10.674 dengan tingkat kesembuhan 8.114 dan kematian 236.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Tito Karnavian Tekankan Kreativitas dan Kemandirian Fiskal dalam RKAT Unsri 2026
-
Mendagri Minta Pemda Segera Siapkan Data Masyarakat Terdampak & Lokasi Pembangunan Huntap
-
Teror Bom 10 Sekolah Depok, Pelaku Pilih Target Acak Pakai AI ala ChatGPT
-
Kejari Bogor Bidik Tambang Emas Ilegal, Isu Dugaan 'Beking' Aparat di Gunung Guruh Kian Santer
-
Efek Domino OTT KPK, Kajari HSU dan Bekasi Masuk 'Kotak' Mutasi Raksasa Kejagung
-
Diduga Sarat Potensi Korupsi, KPK-Kejagung Didesak Periksa Bupati Nias Utara, Kasus Apa?
-
Resmi! KY Rekomendasikan 3 Hakim Perkara Tom Lembong Disanksi Nonpalu
-
Ancaman Bencana Susulan Mengintai, Legislator DPR: Jangan Tunggu Korban Jatuh Baru Bergerak
-
Amnesty International Kutuk Keras Represi Aparat ke Relawan Bantuan Aceh: Arogansi Kekuasaan
-
Ketua Banggar DPR Said Abdullah: Merchant Tolak Pembayaran Tunai Bisa Dipidana