Suara.com - Tidak hanya warga miskin dan rentan miskin, kalangan mampu juga kerap terdaftar sebagai penerima Bantuan Sosial (Bansos) masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta.
Kejadian salah sasaran ini disebut terjadi karena data milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bermasalah.
Hal ini diungkap oleh Sekretaris DPD PDIP DKI Gembong Warsono. Ia menyatakan sudah memperkirakan dari awal data penerima Bansos ini akan bermasalah.
"Soal data penerima (bansos), memang Jakarta ini masalah. Jujur, sejak awal saya sampaikan data menjadi masalah," ujar Gembong di Kantor DPD DKI, Senin (20/4/2020).
Imbasnya, penerima Bansos ini menjadi salah sasasaran. Padahal, orang yang seharusnya terdata bukanlah kalangan mampu yang tidak terdampak penyebaran corona.
"Artinya, orang yang seharusnya tidak dapat, akhirnya dapat," ungkap Gembong.
Kendati demikian, Ketua Fraksi PDI-P DPRD DKI ini menyebut Pemprov masih memiliki kesempatan untuk memperbaikinya. Ia harap pada penyaluran Bansos tahap dua, tak ada lagi kejadian salah sasaran.
"Ini kan baru tahap pertama, tahap kedua nanti bisa direvisi, hal-hal yang kurang tepat bisa dievaluasi untuk berikutnya," jelasnya.
Diketahui, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi DKI Jakarta sudah mendistribusikan bantuan sosial untuk warga miskin dan rentan miskin yang terdampak pandemi virus corona atau COVID-19.
Baca Juga: Bapak Perkosa Anak Selama Istri Jadi TKW: Saya Gak Paksa, Kenapa Dia Mau?
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan total paket yang didistribusikan pada hari ini sebanyak 88.942 paket.
"Pada Senin (20/4), bantuan sosial didistribusikan di 26 Kelurahan di wilayah Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat. Total paket yang didistribusikan sebanyak 88.942 paket. Pemprov DKI Jakarta berupaya maksimal agar distribusi bantuan sosial dapat dilaksanakan sesuai jadwal," kata Widyastuti di Balai Kota Jakarta, Senin (20/4/2020).
Tag
Berita Terkait
-
Daniel Ricciardo Tak Akan Tolak Tawaran Kembali ke Red Bull
-
Arief Budiman Kisahkan Pertemuannya dengan Harun Masiku di Kantor KPU
-
FIFPro: Jumlah Pesepak Bola Depresi Akibat Virus Corona Melonjak
-
Pemkot Bogor Sudah 35 Liang Lahad, Antisipasi Korban Meninggal Corona
-
Nasib Seniman Jalanan Sejak Kota Tua Jakarta Ditutup karena Wabah Corona
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
Melejit di Puncak Survei Cawapres, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tertarik Politik
-
Korupsi CPO: Pengacara 3 Raksasa Sawit Minta Dibebaskan, Gugat Dakwaan Jaksa
-
Kapolda Metro Jaya Perintahkan Propam Tindak Polisi Pelaku Catcalling di Kebayoran Baru
-
Hujan Deras Bikin Jakarta Macet Parah, Dirlantas Polda Metro Turun Langsung ke Pancoran
-
Pulangkan 26 WNI Korban Online Scam di Myanmar, Menteri P2MI: Jangan Tergiur Tawaran Kerja Ilegal
-
OC Kaligis Sebut Sidang Sengketa PT WKM dan PT Position Penuh Rekayasa, Ini Alasannya
-
Jerat Utang Whoosh: DPD Peringatkan PT KAI di Ambang Krisis, Kualitas Layanan Terancam Anjlok
-
Biaya Haji Tahun 2026 Ditetapkan Rp87 Juta, Wamenhaj: Harusnya Naik Rp2,7 Juta
-
Jejak Pemerasan Rp53 M di Kemnaker: KPK Geledah Rumah Eks Sekjen Heri Sudarmanto, 1 Mobil Disita
-
Presiden Prabowo Panggil Dasco Mendadak Tadi Pagi, Bahas Apa?