Suara.com - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto kembali mengingatkan masyarakat untuk tidak melaksanan mudik lebaran.
Selain pemerintah sudah menerbitkan larangan, hal itu dilakukan sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Jika masih tetap ngotot mudik, orang-orang tersebut bakal menjalani proses karantina selama 14 hari. Yurianto menyebut, kegiatan pulang kampung akan kehilangan maknanya karena selama di kampung hanya menjalani proses karantina.
"Jika kita memaksa kembali ke kampung halaman maka kita akan dikarantina selama 14 Hari. Sehingga makna pulang kampung tidak akan pernah kita dapatkan kecuali hanya menjalankan karantina 14 Hari di kampung halaman sendiri," kata Yurianto di Gedung BNPB, Rabu (22/4/2020).
Yurianto tak bosan untuk terus mengingatkan masyarakat untuk tidak bepergian --apalagi mudik. Sebab, kegiatan --mungkin budaya-- semacam itu sangat berpotensi memperluas penularan Covid-19.
"Jangan mudik jangan bepergian. Sekali lagi jangan mudik bepergian. Pastikan kita tidak tertular dan tidak menulari. Karena perjalanan kita tidak aman," sambungnya.
Yurianto mengungkapkan, ruang publik seperti terminal, stasiun, bahkan toilet umum di sepanjang perjalanan mudik berpotensi sebagai ruang penularan. Alasannya, risiko berkontak langsung dengan sesama manusia sangat mudah terjadi.
"Sangat mungkin kita bertemu dan terpaksa kontak dekat dengan orang tanpa gejala atau orang dengan gejala ringan saat di kendaraan, di terminal, di stasiun, rest area, atau di toilet umum sepanjang perjalanan," papar Yurianto.
Baca Juga: Kelonan sama Janda saat Corona, WN Afganistan Bikin Satu Kampung Murka
Berita Terkait
-
Data Nasional Kasus Corona: Pasien Sembuh 931, Meninggal 635 Orang
-
Tekan Kejahatan Saat Corona, Polda Metro Jaya Bentuk Tim Satgas Preman
-
Ramadan di Tengah Corona, Warga Jakarta Boleh Jualan Takjil di Depan Rumah
-
Begini Suasana PSBB Hari Pertama di Bandung
-
Larangan Mudik Berlaku 24 April, Pemudik: Kami Tetap Jalan Tanggal 23
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
Terkini
-
Usai Dipecat PDIP, Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin yang 'Mau Rampok Uang Negara' Bakal di-PAW
-
Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas
-
Prabowo Terbang ke Jepang, AS, hingga Belanda, Menlu Sugiono Beberkan Agendanya
-
Jokowi Gagas Prabowo - Gibran Kembali Berduet di 2029, Pakar: Nasibnya di Tangan Para "Bos" Parpol
-
Pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Mengulang Sejarah Perjuangan Diplomasi Prof Sumitro
-
Prabowo Ubah IKN jadi Ibu Kota Politik Dinilai Picu Polemik: Mestinya Tak Perlu Ada Istilah Baru!
-
11 Tahun DPO hingga Lolos Nyaleg, Jejak Litao Pembunuh Anak Ditahan usai Jabat Anggota DPRD
-
Apa Itu Tax Amnesty? Menkeu Purbaya Sebut Tidak Ideal Diterapkan Berulang
-
Sebut Hasil Rekrutmen Damkar Diumumkan Pekan Depan, Pramono: Saya Minta Jangan Terlalu Lama