Suara.com - Ada sisi positif dari pandemi Virus Corona atau Covid-19 di DKI Jakarta, yakni kualitas udara yang membaik daripada sebelum virus yang berawal dari Kota Wuhan Provinsi Hubbei China ini menyebar.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Andono Warih. Ia mengatakan, perbaikan kualitas udara ini seiring dengan berbagai kebijakan untuk mencegah penularan virus.
Mulai dari sekolah dan kerja di rumah, pembatasan jam operasional mudik dan imbauan untuk tidak keluar rumah. Berbagai kebijakan ini, akhirnya membuat aktivitas masyarakat yang banyak menghasilkan polutan berkurang.
"Dengan semakin berkurangnya aktifitas, akan semakin berkurang juga yang dikeluarkan sehingga kualitas udara akan semakin membaik," ujar Andono kepada wartawan, Kamis (30/4/2020).
Ia menjelaskan, sebelum masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB), kualitas udara belum terlalu membaik. Pihaknya mendapatkan laporan ini setelah melakukan pemantauan di 5 Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU).
"Konsentrasi Maksimum PM2,5 saat Non-WFH dan sebelum PSBB (WFH) sekitar 0.02 persen - 35,07 persen," jelasnya.
Namun begitu PSBB diterapkan, kualitas udara semakin baik. Bahkan kandungan polutan Pm 2,5, berkurang drastis.
"Konsentrasi Maksimum PM2,5 saat PSBB di seluruh SPKU memenuhi Baku Mutu Harian (<65ug/m3)," pungkasnya.
Baca Juga: Polusi Udara, Biang Kerok Tingginya Angka Kematian Virus Corona
Berita Terkait
-
Kabar Baik, Kualitas Udara di India Membaik Selama Lockdown
-
Kualitas Udara di Jakarta Semakin Baik Karena PSBB
-
Dampak Covid-19, Ini Meme Kocak Berkurangnya Polusi Udara di Bekasi
-
Tanaman Kurang Bisa Membuat Udara di Rumah Bersih Selama #dirumahaja
-
Work From Home Beri Dampak Baik untuk Kualitas Udara di Jakarta
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO