Suara.com - Negara-negara yang tegabung dalam Liga Arab mengecam rencana Israel untuk secara de facto mencaplok wilayah Palestina di Tepi Barat. Usai menggelar pertemuan jarak jauh melalui konferensi video, Kamis (30/4/2020), Liga Arab menyebut rencana Israel tersebut sebagai kejahatan perang.
"Menerapkan rencana semacam itu merupakan kejahatan perang baru yang ditambahkan ke catatan Israel yang penuh dengan kejahatan brutal terhadap rakyat Palestina," bunyi pernyataan Liga Arab seperti dimuat Reuters.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan rival politiknya Benny Gantz menandatangani kesepakatan pemerintah bersatu yang dapat mempercepat rencananya mencaplok wilayah Tepi Barat dalam beberapa bulan mendatang.
Diskusi tentang perluasan kedaulatan Israel ke permukiman Yahudi di Tepi Barat dan menganeksasi Lembah Jordan di daerah tersebut akan dimulai pada 1 Juli mendatang.
Rencana Israel tersebut menuai kritik keras dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Uni Eropa (UE). Karena Israel sebelumnya telah sepakat untuk mempertahankan stabilitas regional dan menegakkan perjanjian perdamaian dengan Yordania.
Warga Palestina sendiri naik pitam dengan rencana Israel untuk memperkuat cengkeramannya lebih jauh di tanah yang direbutnya dalam perang Timur Tengah 1967 itu.
Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit menuduh Israel mengambil keuntungan dari musibah pandemi virus corona yang tengah melanda dunia.
“Langkah ini, jika diambil, akan menghilangkan kemungkinan mewujudkan negara Palestina yang independen, berdaulat, terhubung secara geografis, dan aktif. Langkah ini, jika selesai, akan mengakhiri solusi dua negara," ujar Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki dalam pertemuan itu.
Pada 26 April kemarin, Netanyahu mengklaim telah mendapat lampu hijau dari sekutunya, Amerika Serikat, untuk melaksanakan niatnya mencaplok sejumlah wilayah di Tepi Barat.
Baca Juga: Sukses Tangani Covid-19 Tanpa Kematian, Pengusaha Vietnam Ungkap Hal ini
Menanggapi hal itu, Liga Arab pun mendesak Washington untuk menghormati kesepakatan sebelumnya dan menahan dukungannya pada rencana Israel.
Palestina sendiri sebelumnya dengan tegas menolak proposal perdamaian yang ditawarkan pemerintahan Donald Trump pada bulan Januari. Karena proposal tersebut menguntungkan Israel, dengan memberikan apa yang mereka inginkan selama konflik puluhan tahun. Termasuk semua tanah yang diduduki Israel yang kini sudah dibangun pemukiman Yahudi.
Berita Terkait
-
Heboh WN Israel Punya KTP Cianjur, Dedi Mulyadi Cecar Sang Bupati
-
Geger WNA Israel Punya KTP Cianjur, Bupati Tegaskan 100 Persen Palsu: NIK Tak Terbaca Sistem
-
WNA Israel Punya KTP Cianjur Viral di Medsos, Kok Bisa Lolos? Ini Faktanya
-
Ditanya Standar Ganda soal Israel dan Rusia, Presiden FIFA Malah Bahas Konflik ASEAN
-
Gaza Butuh Rp116,3 Triliun untuk Pulihkan Layanan Kesehatan yang Hancur Total
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Gempa Magnitudo 6,5 Leeward Island, BMKG: Tidak Ada Potensi Tsunami di Indonesia
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?
-
Blok M Bangkit Lagi! Gubernur DKI Janjikan Sistem Parkir Satu Pintu, Minta Warga Naik Transum
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda